TRIBUNNEWS.COM, MUNICH - Seorang pria yang ditangkap di Jerman karena membawa peledak dan senjata jenis Kalashnikov di mobilnya menolak berkomentar terkait serangan teroris yang terjadi di Paris, Jumat (13/11/2015).
Pria itu mengaku sedang dalam perjalanan menuju Paris untuk melihat menara Eiffel.
"Kami ingin bicara tentang serangan di Paris dengan tersangka, namun ia tidak ingin membahas apapun terkait topik itu," kata juru bicara kepolisian di selatan Bavaria, seperti dikutip Antara.
Polisi menahan pria berusia 51 tahun dari Montenegro itu pada 5 November 2015, saat pemeriksaan rutin di jalan tol Bavaria.
Polisi mengatakan, catatan bertuliskan sebuah alamat di Paris ditemukan dalam mobil pria itu, begitu pula di sistem navigasinya.
Selain itu, ditemukan juga delapan senapan "rifle", tiga pistol, dan bahan peledak.
Menurut polisi, tersangka mengaku ingin melihat menara Eiffel di Paris dan tidak tahu menahu tentang keberadaan senjata dan bahan peledak di dalam kendaraannya.
Sistem navigasi dalam mobil VW Golf milik pria itu menunjukkan bahwa ia telah bepergian dari Montenegro, ke Kroasia, Slovenia, dan Austria, sebelum berhenti di Rosenheim.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere, Sabtu, mengatakan, pihak berwajib belum menetapkan adanya keterkaitan antara tersangka dan para pria bersenjata yang menyerang Paris.
Namun, pada Sabtu pagi, Perdana Menteri Bavaria Horst Seehofer mengatakan, ada alasan meyakinkan bahwa pria tersebut berhubungan dengan para penyerang.
Serangan bersenjata secara simultan di sejumlah lokasi mengguncang Paris, Jumat (13/11) malam.
Tak kurang dari 129 orang tewas akibat rangkaian serangan di rumah makan, bar, stadion sepak bola, sejumlah tempat yang ramai dikunjungi warga pada akhir pekan.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan tersebut.(*)