Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Dari pemberitaan soal kematian Abdelhamid Abaaoud, sosok yang dikatakan menjadi otak serangan di Paris, dapat disimpulkan nyaris seluruh pelaku penyerangan sudah tewas.
Diketahui ada delapan orang yang menjadi pelaku serangan teror tersebut dan seorang yang menjadi perencananya.
Dari delapan pelaku, tujuh orang di antaranya sudah tewas dan seorang masih belum diketahui keberadaannya.
Hingga kini, sejumlah pelaku sindikat penyerangan di Paris yang dinyatakan tewas dan berhasil diidentifikasi adalah:
- Abdelhamid Abaaoud, pria berkewarganegaraan Belgia yang dituduh sebagai otak perencana serangan teror di Paris.
- Ibrahim Abdeslam, pelaku yang meledakkan dirinya usai melakukan serangan di sebuah restoran Paris.
- Samy Amimour, pelaku berkewarganegaraan Prancis yang melakukan serangan di gedung teater Le Bataclan.
- Bilal Hadfi, pelaku berkewarganegaraan Prancis yang meledakkan dirinya usai melakukan serangan di stadion Stade de France.
- Ahmad al-Mohammad, pelaku yang identitasnya didapat dari sebuah paspor Suriah yang ditemukan di dekat jenazahnya usai meledakkan diri di stadion Stade de France.
- Ismael Omar Mostefai, pelaku berkewarganegaraan Prancis yang meledakkan dirinya usai melakukan serangan di gedung teater Le Bataclan.
Sisanya adalah dua pelaku yang masih belum diperoleh identitas aslinya dan diketahui masing-masing adalah pelaku bom bunuh diri di Stade de France dan Le Bataclan.
Ada pelaku penyerangan yang masih menjadi buron alias dalam pencarian otoritas Eropa yaitu Salah Abdeslam, adik dari Ibrahim Abdeslam yang menjadi pengemudi mobil yang mengantar ke Le Bataclan.
Otoritas Belgia dan Prancis juga menahan beberapa pelaku yang dikatakan terlibat dalam operasi penyerangan tersebut, yaitu:
- Hamza Attou, pria berkewarganegaraan Belgia yang mengantar Salah Abdeslam dari Paris ke Brussels.
- Mohammed Amri, pria yang diyakini pernah mengantar Salah Abdeslam keluar dari Paris usai tragedi mematikan Paris.
Sedangkan, ada pula pria yang sempat dicurigai sebagai pelaku, yaitu Mohamed Abdeslam, adik Salah Abdeslam, yang kemudian dibebaskan setelah diinterogasi oleh kepolisian. (New York Times/Voice of America)