Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala polisi Kobe, Makoto Ota mengakui adanya ketegangan saat ini antara mafia Jepang (yakuza) terbesar Yamaguchi-gumi dengan pecahannya Kobe Yamaguchigumi (KY).
Oleh karena itu pihaknya akan selalu waspada mengawasi semua gerakan yang ada saat ini.
"Memang benar adanya ketegangan saat ini dalam situasi perpecahan tersebut," kata Kepala polisi Kobe, Makoto Ota kepada pers, Kamis (14/1/2016) lalu.
Meskipun demikian pihak kepolisian Jepang tetap mewaspadai semua pihak terutama dalam perlindungannya kepada msayarakat.
"Jangan sampai merugikan masyarakat, kita akan jaga keamanan dengan baik agar semua berada pada jalur yang baik tak timbul bentrokan apa pun. San kalau pun ada, tak merugikan rakyat sebagai korban," katanya.
Lulusan dari Universitas Tokyo Fakultas besar Hukum ini mulai memasuki Badan Kepolisian Nasional pada tahun 1983.
Lalu duduk di markas kepolisian Perfektur Gifu, jadi kepala Departemen Urusan Umum, Inspektur kepolisian di kementerian luar negeri Jepang dan kini masuk ke Kobe sebagai Kepala Markas Besar Kepolisian Kobe.
Ota juga mengakui bahwa kerjanya pertama kali di Kota Nishinomiya Kobe Perfektur Kyogo merupakan tantangan baginya.
"Tampaknya ada kesan kuat bahwa pihak Yakuza sempat membantu dalam membuat rekonstruksi yang menakjubkan di tengah pengorbanan besar akibat gempa bumi besar Hanshin 21 tahun lalu," katanya.
Segera setelah gempa bumi besar Hanshin di Kobe tanggal 17 Januari tepatnya 21 tahun lalu, Yamaguchigumi membantu banyak korban dengan memberikan makanan, minuman, tenda, obat dan sebagainya kepada para korban gratis.
Miliaran yen dikeluarkan Yamaguchigumi cuma-cuma untuk membantu para korban gempa bumi tersebut.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.