TRIBUNNEWS.COM, RAMALLAH - Pencegatan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi berawal dari rencana perjalanannya ke Tepi Barat, Palestina. Sedianya, Retno dijadwalkan untuk meresmikan sebuah Konsul Kehormatan (Konhor) RI di Ramallah, Tepi Barat, Senin (14/3) kemarin.
Selain itu, ia juga akan bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki di sana. Rencananya, Retno akan melakukan perjalanan helikopter ke Ramallah dari Amman, Yordania, pada Senin pagi.
Namun, rencana tersebut menjadi kacau setelah Israel tak memberi izin terbang helikopter tersebut memasuki wilayah Tepi Barat. Hal itu baru disampaikan beberapa jam sebelum Retno seharusnya dijadwalkan tiba di Tepi Barat.
Israel memang memegang kontrol atas akses masuk dan keluar Tepi Barat, daerah di mana kota Ramallah yang menjadi pusat pemerintahan Palestina berada. Alhasil, Al-Maliki kemudian yang melakukan perjalanan ke Amman demi menemui Retno di sana.
"Demi menghargai relasi antara Palestina dan Indonesia, serta dukungan konstan Indonesia terhadap warga Palestina," demikian pernyataan kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Hingga kini belum ada komentar dari Menlu Israel dan PM Israel Benjamin Netanyahu atas pencegatan Retno ke Ramallah itu. Media Israel Haaretz dan Times of Israel menyebut penyebab pencegatan itu adalah karena Retno menolak berkunjung ke Yerusalem dan bertemu pejabat Israel di sana.
Indonesia dan Israel memang tak memiliki hubungan diplomatik, namun menjalin hubungan di bidang perdagangan dan pariwisata. (tribun/ruth/AFP/Times of Israel)