Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Meski UU Anti Yakuza hasil revisi baru aktif sekitar lima tahun lalu, hingga kini uang proteksi (mikajimeryo) mafia Jepang (yakuza) sampai saat ini ternyata masih terus berjalan.
"Sampai saat ini ternyata masih banyak anggota yakuza melakukan pemerasan dengan mikajimeryo-nya ke berbagai toko di Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (5/4/2016).
Yang paling jelas adalah mikajimeryo untuk toko terkait seks prostitusi, per bulan dengan uang proteksi 300.000 yen harus disetorkan ke yakuza Jepang.
Selain itu bisnis kyabakura atau klub hostes harus membayar mikajimeryo sekitar 100.000 hingga 200.000 yen per bulan. Sementara ekonomi Jepang masih lesu hingga saat ini.
"Kekesalan orang yang diperas itu tak bisa bersabar lagi saat ini. Tiga karyawan toko seks di Hiroshima mengajukan tuntutan ke pengadilan negheri Hiroshima 3 Maret lalu karena diperas habis-habisan oleh yakuza setempat," ungkapnya.
Tuntutan terhadap tersangka kelompok yakuza Kyosei-kai, Atsumu Moriya (73) beserta empat anggotanya yang melakukan pemerasan.
Sekitar 22,4 juta yen telah dibayarkan kepada yakuza tersebut antara Desember 2012 hingga Juli 2013.
Pada saat tidak membayar uang proteksi, property dan barang-barang milik toko dan aryawan toko dirusak yakuza.
Misalnya sebuah mobil karyawan toko tersebut dipukuli kaca mobilnya hingga rusak pecah. Lalu ditinggal begitu saja.
"Semua orang di sekitar lokasi pengrusakan mengetahui hal tersebut dilakukan pihak yakuza namun diam saja,"kata sumber itu.
Dalam kasus di lokasi hiburan malam terkenal Kabukicho Shinjuku Tokyo, ada satu gedung sebagai markas berbagai kelompok yakuza.
Kelompok Inagawakai misalnya di lantai satu dan lantai dua gedung tersebut. Lantai dua dan tiga dikuasai kelompok Sumiyoshi dan lantai empat ke atas dikuasai kelompok Yamaguchigumi.
Namun perpecahan Yamaguchigumi dan Kobe Yamaguchigumi (KY) per 1 September 2015 membuat kelompok tersebut pecah juga untuk penguasaan gedung di Kabukicho.
Buntut keributan, mereka berusaha memecahkan masalah di sebuah kafe di Kabukicho namun berakhir perkelahian massal belum lama ini.
Kasus pemerasan uang proteksi juga pernah dilakukan bos Yamaguchigumi, Shinobu Tsukasa tahun 2013 dan 2015 masing-masing 6,5 juta yen dan 8,9 juta yen uang mikajimeryo dari sebuah restoran di Nagoya.
Perebutan kue penghasilan berupa uang proteksi tersebut terus terjadi hingga saat ini dan semakin terjadi keributan akibat perpecahan Yamaguchigumi sehingga diperkirakan perang besar kemungkinan memang terjadi di kalangan bawahan yakuza atau para chimpila.
Apabila keributan dan perang besar terjadi di antara geng-geng tersebut, terbukti anggota yakuza geng tertentu, menurut UU Anti Yakuza, polisi juga otomatis dapat menangkap top bos yakuza yang menjadi pimpinan para chimpila tersebut.
Apakah ini akan terjadi nantinya, hanya waktu yang akan membuktikan.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.