TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Istri Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, meminta maaf menyusul kontroversi yang timbul akibat unggahan foto di laman Facebook-nya.
Ho Ching yang menulis di Facebook, Senin siang (11/4/2016), menyatakan dia tidak bermaksud mengunggah foto seekor monyet yang sedang mengacungkan jari.
“Saya sedang mencoba sejumlah fitur Twitter, melihat apa yang bisa dilakukan dengan media sosial ini, saya baru menyadari rupanya Twitter bisa me-repost foto tanpa caption dan sangat disesalkan foto yang saya unggah itu menimbulkan kesalahpahaman” demikian Ho menulis.
Adapun akun Twitter Chief Executive Officer Temasek Holdings itu tersambung langsung dengan akun Facebooknya.
Ho menambahkan bahwa dia baru menyadari kontroversi itu setelah salah satu temannya memberitahu dia.
Ho segera kemudian menghapus foto kontroversial itu.
Adapun unggahan foto monyet itu langsung menggemparkan netizen negeri Singa yang menginterpretasikan itu sebagai bahasa simbol “ketidaksenangan” Ho terhadap adik iparnya Dr Lee Wei Ling.
Ada juga yang mengartikan bahwa “konflik keluarga” Lee semakin memburuk dengan unggahan foto itu.
Warga “Negeri Merlion” beberapa hari ini dikejutkan oleh ketegangan antara PM Lee dengan adik kandung perempuannya Dr Lee Wei Ling.
Dr Lee mengakui dia bersilang pendapat dengan abangnya mengenai bagaimana memperingati wafatnya Pendiri Singapura Lee Kuan Yew yang juga ayah kandung mereka.
Dr Lee menuduh abangnya tidak memiliki “keraguan” sedikitpun untuk menggelar acara peringatan seremonial hanya setahun setelah wafatnya sang ayah dengan tujuan untuk membentuk dinasti di negeri kota itu.
“Jika kekuasaan yang dimiliki dipakai untuk membangun dinasti, putri Lee Kuan Yew tidak akan membiarkan nama Lee Kuan Yew dinodai oleh putranya yang ‘membangkang’,” demikian kutipan tulisan Lee yang merupakan dokter ahli bedah saraf.
PM Lee telah membantah tuduhan adiknya itu dan mengungkapkan kesedihannya terhadap tuduhan yang menurutnya tidak benar itu.
Dr Lee merupakan pengkritik pedas sejumlah acara-acara seremonial yang digelar untuk mengenang setahun wafatnya Lee Kuan Yew yang meninggal 23 Maret 2015 silam.
Dia menyatakan, ayahnya akan “meringis” jika mengetahui dirinya dipuja-puji dengan cara yang terlalu berlebihan.
Ho juga secara implisit mencoba meredam ketegangan dengan menuliskan bahwa dia dapat memahami sejumlah pihak yang lebih memilih mengenang Lee Senior dengan cara yang tidak terlalu menampilkan emosi secara berlebihan di publik.(Kontributor Singapura, Ericssen)