TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Ali, mantan juara dunia kelas berat sekaligus legenda tinju dunia meninggal dunia di usia 74 tahun.
Di luar ring tinju, dia terkenal akan keberaniannya berbicara termasuk saat menolak ikut perang Vietnam dan keberaniannya menentang calon presiden AS Donald Trump.
"Setelah pertempuran 32 tahun dengan penyakit Parkinson, Muhammad Ali telah meninggal dunia pada usia 74 tahun. Tiga kali Juara Dunia Kelas Berat tersebut meninggal malam ini," Bob Gunnell, juru bicara keluarga, kepada NBC News.
Ali telah menderita penyakit Parkinson selama tiga dekade, kondisi neurologis progresif yang perlahan merampas kedua kemampuan lisan dan ketangkasan fisik sang legenda.
Sebuah upacara pemakaman direncanakan di kampung halamannya di Louisville, Kentucky.
Meski akhir-akhir ini kondisi kesehatannya terus menurun, Ali tidak ragu untuk mengutarakan pendapatnya tentang situasi politik atau kontroversi.
Terbaru, pada Desember Ali mengkritik usulan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump untuk melarang umat Islam masuk ke Amerika Serikat.
"Kita sebagai umat Islam harus berdiri untuk mereka yang menggunakan Islam untuk memajukan agenda pribadi mereka sendiri," katanya.
Pernyataan itu mengapit kehidupan seorang pria yang meledak ke dalam kesadaran nasional di awal 1960-an, ketika sebagai juara muda kelas berat ia masuk Islam dan menolak untuk terlibat dalam Perang Vietnam, dan menjadi lambang kekuatan, kefasihan, hati nurani dan keberanian.
Ali adalah seorang pemain sandiwara anti kemapanan yang melampaui batas dan hambatan, ras dan agama. Perkelahian melawan orang lain menjadi kacamata, tapi ia mewujudkan pertempuran yang jauh lebih besar dalam kehidupan nyata. (nbcnews)