TRIBUNNEWS.COM, MISSISSIPPI - Setelah 52 tahun, akhirnya kasus penyelidikan atas pembunuhan tiga orang aktivis muda di negara bagian Mississippi dinyatakan selesai.
Jaksa Agung Mississippi, Jim Hood menyatakan keyakinannya bahwa para penyelidik telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pihak yang bertanggung jawab dalam perkara itu.
“Saya yakin, para penyelidik telah melakukan semua yang mungkin untuk mencari orang-orang yang bertanggung-jawab atas pembunuhan ini,” kata Hood, seperti dilansir laman VOA Indonesia, Selasa (21/6/2016).
Pembunuhan James Chaney (21), Andrew Goodman (20), dan Michael Schwermer (24) menggoncang Amerika Serikat.
Peristiwa itu terjadi ketika perjuangan hak-hak sipil di bawah pimpinan Martin Luther King sedang memanas.
Kejadian itu kemudian dijadikan film oleh sutradara Alan Parker tahun 1988, yang berjudul “Mississippi Burning.”
Departemen Kehakiman AS pada masa itu sadar tidak akan bisa menjatuhkan hukuman mati karena para pejabat negara bagian Mississippi sangat anti-kulit hitam, dan semua anggota juri warga kulit putih.
Mereka hanya menuntut delapan orang tersangka yang dijatuhi hukuman kurang dari enam tahun atas tuduhan pelanggaran HAM.
Setelah 40 tahun kemudian, pada tahun 2005, Jaksa Agung Hood dan jaksa setempat berhasil meyakinkan pengadilan supaya seorang bekas anggota Ku Klux Klan (KKK) Edgar Ray Killen dijatuhi hukuman atas tuduhan pembunuhan yang tidak disengaja.
Killen saat ini masih menjalani hukuman penjara 60 tahun.
Pada malam ketiga aktivis muda itu hilang, polisi lokal yang katanya telah disusupi anggota KKK menangkap mereka atas tuduhan yang direkayasa.
Ketiganya dibebaskan malam itu juga, tapi mereka kemudian dibunuh tidak jauh dari batas kota oleh sejumlah anggota KKK.
Mayat mereka baru ditemukan 44 hari kemudian di tanah milik seorang anggota Ku Klux Klan.