TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Demi mendesak pengawasan penggunaan senjata, sejumlah anggota Partai Demokrat AS berlesehan di Gedung DPR AS.
Aksi lesehan dilakukan selama nyaris 11 jam di Gedung DPR AS, Washington, AS, Rabu (22/6/2016), oleh sejumlah anggota Demokrat.
Mereka 'menjajah' lantai ruang rapat sidang DPR dan menolak untuk memberikan kesempatan pada anggota Republik untuk menggunakan ruangan itu.
Para anggota Demokrat itu menolak beranjak dari lantai sampai seluruh anggota DPR setuju untuk membuat RUU Pengendalian senjata.
Aksi lesehan itu sempat memicu kekacauan karena membuat sejumlah urusan legislatif di gedung itu terhambat.
Menurut Washington Post, aksi lesehan itu merupakan ungkapan protes untuk mendesak pembuatan RUU Pengendalian Senjata.
Para anggota Demokrat menuntut aksi penyelesaian atas insiden penembakan massal yang terjadi di klub malam gay di Orlando, AS.
Mereka menuntut dukungan atas upaya pencegahan teroris memperoleh senjata secara bebas, yang termasuk dapat dilakukan melalui pembuatan RUU.
Aksi itu mendapat protes dari anggota Partai Republik, yang menganggap aksi lesehan itu hanya usaha untuk mencari perhatian.
"Itu bukanlah upaya untuk mencari solusi atas permasalahan. Itu hanya cari sensasi namanya," kata seorang anggota Republik, Paul Ryan.
Aksi tersebut sempat diwarnai debat dan adu mulut antar anggota Demokrat dan Republik, sembari semakin banyak anggota Demokrat yang ikut lesehan.
Namun, anggota Republik tetap saja menolak dukungan terhadap pembentukan RUU Pengendalian Senjata, karena dianggap melanggar hak warga AS.
Insiden penembakan di klub gay Orlando pada 12 Juni menewaskan 50 orang, termasuk pelaku yang ditembak mati kepolisian.
Atas itu, Presiden AS Barack Obama terus menyuarakan dukungannya terhadap pengendalian penggunaan senjata di AS. (USA Today/Washington Post)