TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Usai Inggris resmi memilih untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit), PM Inggris David Cameron menyatakan pengunduran diri.
Cameron akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya, setelah puluhan anggota parlemen Partai Buruh mendesaknya untuk mundur.
Pengunduran diri itu disampaikan dalam pidato Cameron di 101 Downing Street, London, Inggris, Jumat (24/6/2016).
"Masyarakat Inggris telah memilih untuk keluar dari Uni Eropa dan pilihan itu harus dihormati," katanya, dikutip Telegraph.
Ia mengatakan bahwa dirinya bangga bisa menjadi seorang perdana menteri bagi negara itu selama enam tahun terakhir.
Namun, Cameron juga menyebutkan bahwa hasil referendum itu pun menandakan bahwa warga Inggris sudah menginginkan kepemimpinan baru.
"Menurut saya, saya sudah tak bisa lagi menjadi pemimpin untuk membawa negara ini mencapai tujuannya," kata Cameron.
Ditemani istrinya, Samantha Cameron, Cameron berbicara dengan suara serak.
Rapat kabinet akan digelar pada Senin (27/6/2016) untuk membicarakan pengunduran diri itu.
Menjelang referendum digelar pada Kamis (22/6/2016), Cameron terus menyuarakan dukungan dan imbauan pada warga Inggris agar menolak Brexit.
Menurutnya, Brexit akan berdampak buruk pada Inggris, terutama pada perekonomian negara itu. (The Guardian/Telegraph)