TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Para anggota Uni Eropa berencana untuk mengadakan pertemuan di Brussels hari Selasa (28/6/2016) dan Rabu (29/6/2016).
Para pemimpin negara di Uni Eropa itu akan bertukar pendapat mengenai negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyebut pemilihan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa sebagai serius dan dramatis.
Tusk berbicara kepada para wartawan pagi hari Jumat (24/6/2016) setelah hasil referendum muncul.
Menurut Tusk Uni Eropa bertekad untuk mempertahankan kesatuan 27 anggotanya dan menekankan bahwa serikat tersebut adalah kerangka kerja bagi masa depannya bersama.
Diberitkan pula, para petinggi Uni Eropa mengingatkan, agar Inggris segera bernegosiasi meninggalkan blok tersebut. Keterlambatan memperpanjang ketidakpastian.
Ketua Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, menekankan “UE dengan 27 negara akan maju terus”.
Hasil referendum Eropa di Inggris telah final bahwa 51,9 persen pemilih menghendaki negara mereka keluar UE dan 48,1 persen mengharapkan Inggris tetap berada di dalam blok 28 negara itu.
Kemenangan kubu yang memilih “leave” itu diikuti pernyataan David Cameron bahwa ia akan mundur dari jabatan perdana menteri pada Oktober mendatang.
Cameron berharap penggantinya akan memimpin Inggris ke arah yang diinginkan oleh kubu Brexit – Inggris keluar dari UE. Cameron mengkampanyekan agar Inggris tetap, “remain”, di blok UE.
Juncker langsung menggelar pertemuan dengan Ketua Parlemen Eropa, Martin Schulz, Ketua Dewan Eropa Donald Tusk, dan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, Jumat.
Setelah pertemuan para pejabat itu mengeluarkan pernyataan bahwa mereka ‘menyesalkan’ apa yang terjadi di Inggris, tetapi juga ‘sangat menghormati hasil pilihan rakyat Inggris’.
Mereka menyerukan "agar menerapkan keputusan warga Inggris sesegera mungkin. Setiap penundaan yang tidak perlu akan memperpanjang ketidakpastian”.
“Kami siap untuk memulai negosiasi dengan cepat dengan Inggris mengenai syarat dan ketentuan pengunduran diri dari UE,” kata pernyataan bersama mereka.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan “penyesalan yang besar” atas keputusan Inggris.
Ia mengatakan,” Ini merupakan tamparan bagi Eropa dan proses penyatuan Eropa”. (NHK/BBC)