News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kudeta di Turki

Presiden Turki Ikut Panggul Peti Mati Korban Kudeta Berdarah

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tampak ikut memanggul peti mati korban kudeta dalam upacara pemakaman para korban kudeta di Masjid Fatih, Istanbul, Turki, pada Minggu (17/7/2016).

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tampak ikut memanggul peti mati korban kudeta dalam upacara pemakaman para korban.

Erdogan turut hadir dalam pemakaman korban tewas upaya kudeta berdarah yang menewaskan sekitar 265 orang pada Jumat (15/7/2016) itu.

Acara duka digelar di Masjid Fatih, Istanbul, pada Minggu (17/7/2016) waktu setempat, yang dihadiri juga oleh ribuan pelayat.

Dalam sebuah dokumentasi video yang didapat, Erdogan bahkan terlihat ikut memanggul sebuah peti mati korban ke mobil jenazah.

(The Telegraph)

Bersama sejumlah warga, Erdogan mengangkat peti mati yang dibungkus bendera Turki, melintasi ribuan pelayat yang memadati masjid tersebut.

"Pekan ini sangat penting. Turki tidak akan meninggalkan daerah publik ini," demikian ucapnya, dikutip New York Times.

Erdogan juga menyempatkan diri untuk menghadiri pemakaman sahabat dekatnya yang ikut menjadi korban dalam upaya kudeta itu.

Di pemakaman sahabatnya itu, Erdogan dikatakan sempat terlihat menangis.

"Jika mereka punya senjata dan tank, kita punya iman. Kita tidak akan membalas dendam, jadi pikirlah baik-baik sebelum melakukan sesuatu," tambahnya.

Pada Minggu itu, nyaris sebanyak 85 ribu masjid di Turki mengumandangkan doa untuk para martir yang telah mati melawan kudeta.

Nyaris sebanyak enam ribu personil kemiliteran telah ditahan atas tuduhan keterlibatan dalam upaya kudeta yang telah digagalkan itu.

Termasuk di antaranya adalah pejabat-pejabat tinggi kemiliteran Turki.

Masih belum dapat dipastikan siapa yang bertanggungjawab atas kudeta tersebut, namun tuduhan telah ditujukan pada seorang ulama Sunni Turki sekaligus musuh Erdogan, Fethullah Gulen.

Sumber: Telegraph/New York Times

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini