TRIBUNNEWS.COM, MUNICH -- Aparat Kepolisian Jerman menangkap seorang remaja berusia 16 tahun, kawan dari pelaku penyerangan di pusat perbelanjaan di Kota Munich, yang menewaskan sembilan orang.
"Kami menduga bocah lelaki berusia 16 tahun ini sudah mengetahui penyerangan ini," demikian bunyi pernyataan tertulis pihak kepolisian seperti dikutip Kantor Berita AFP, Minggu (25/7/2016).
Sebelumnya diberitakan, remaja berusia 18 tahun keturunan Iran, David Ali Sonboly, melakukan serangan sebelum akhirnya memutuskan bunuh diri.
Penangkapan ini sekaligus merupakan yang pertama terkait dengan penyelidikan kasus tersebut.
Remaja tersebut sebelumnya menyerahkan diri ke polisi dan telah ditanyai soal hubungannya dengan David.
Dia kini ditahan dengan tuduhan menyembunyikan informasi tentang rencana tindak pidana.
Sebelumnya diberitakan, Ali David Sonboly diketahui memilih korban secara acak dan merencanakan penyerangan itu sejak setahun terakhir.
Temuan ini diungkapkan penyidik Robert Heimberger, Minggu (24/7/2016), seperti dilansir Kantor Berita Associated Press.
Tahun lalu, David diketahui pernah mengunjungi sebuah sekolah di Kota Winnenden, Jerman, tempat lokasi penembakan pada 11 Maret 2009 silam.
Di tempat itu, David mengambil sejumlah foto. Selanjutnya, sejak saat itu David diyakini merancang serangan pada Jumat lalu.
"Dia sudah merencanakan perbuatan itu sejak musim panas lalu," kata Heimberger.
Senada dengan penjelasan itu, Jaksa di Munich, Thomas Steinkraus-Koch, mengungkapkan, tidak ditemukan bukti yang menggambarkan bahwa pelaku mengenal para korbannya.
Juga tak ada indikasi bahwa serangan itu dilakukan dengan motivasi politik tertentu.
Data pun mengungkapkan bahwa tahun lalu, pelaku sempat mendapatkan perawatan psikiatrik untuk membantu dia mengatasi ketakutan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Steinkraus-Koch juga mengatakan, obat-obatan terkait dengan masalah yang dialami pelaku pun masih ditemukan di kamarnya.
Kendati demikian, aparat penegak hukum masih membutuhkan waktu untuk melakukan penyelidikan lewat pembicaraan dengan pihak keluarga pelaku.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan apakah memang David masih mengonsumsi obat-obatan tersebut.
Heimberger mengungkapkan, masih banyak hal yang harus diungkap dari kehidupan pelaku.
Beruntung, saudara kandung dan orangtua pelaku tidak terlalu emosional dalam menjalani pemeriksaan oleh aparat kepolisian.
Heimberger kemudian menyebutkan, korban tewas di restoran cepat saji McDonald's adalah remaja dengan latar belakang keluarga imigran.
Dia mengidentifikasi para korban merupakan keturunan Hungaria, Turki, Kosovo Albania, dan Yunani. Selain itu, ada satu korban yang tak memiliki kewarganegaraan.
Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku melakukan penyerangan dengan sambil menyerukan slogan anti imigran.
Padahal, orangtua pelaku datang ke Jerman dengan cara mencari suaka dari negara asalnya puluhan tahun lalu.