TRIBUNNEWS.COM - Ibtihaj Muhammad memang baru saja kalah dari atlet Prancis, Cecilia Berder.
Tapi ia telah mengukir sejarah, sebagai atlet Amerika Serikat berjilbab pertama yang mewakili Amerika Serikat dalam helatan Olimpiade Rio 2016.
Ibtihaj memenangi dua pertandingan pertamanya di kelas individu putri anggar sebelum akhirnya disingkirkan oleh Berder dengan skor 15-12, di babak 16 Besar.
Harapan Ibtihaj mendapatkan medali sejatinya belum tertutup. Pada Sabtu (13/8) nanti ia akan kembali turun gelanggang ketika AS berhadapan Polandia di perempat final beregu putri anggar.
AS rencananya akan menurunkan trio Ibtihaj, Mariel Zagunis, dan Dagmara Wozniak.
Selain menjadi bagian dari inisiatif Departemen Luar Negeri dalam memberdayakan perempuan dan anak-anak melalui atletik, Ibtihaj telah menjadi salah satu figur kampanye anti-Trump yang sangat keras terhadap imigran muslim di Amerika Serikat.
“Saya Afrika Amerika. Saya tidak punya rumah lain untuk pergi. Keluarga saya lahir di sini (Amerika Serikat). Saya lahir di sini. Saya besar di Jersey. Semua keluarga saya dari Jersey. Ini seperti, ya, ke mana kami harus pergi?” ujarnya kepada CNN pekan lalu.
Ibtihaj memang baru gagal memberi medali di kelas tungal putri anggar, tapi kemenangannya di dua pertandingan pertamanya adalah tonggak bersejarah bagi Tim Olimpiade Amerika Serikat.