Laporan Wartawan Tribunnews/Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Anak buah kapal (ABK) WNI yang kabur dari Abu Sayyaf, Muhamad Sofyan, dikatakan melarikan diri sebelum akan dipenggal.
Menurut juru bicara Komando Militer Mindanao Barat Filemon Tan, Sofyan kabur setelah diancam akan dieksekusi oleh kelompok yang menculiknya itu.
Sekitar pukul 7.00 waktu setempat, Rabu (17/8/2016), Sofyan sempat dibawa oleh sekelompok militan Abu Sayyaf ke kawasan mangrove.
Sofyan diberitahu bahwa dirinya akan dieksekusi di kawasan yang berlokasi di antara perbatasan Bual dan Bato-Itum, Sulu, itu.
Pria yang diculik pada Juni lalu tersebut kemudian melepaskan diri dari penculiknya itu, lari, dan bersembunyi di kawasan mangrove tersebut.
Ia lalu berlari lagi ke arah laut dan menceburkan dirinya untuk berenang di tengah kegelapan, sehingga keberadaannya tak begitu terlihat.
"Kami diberitahu bahwa (Sofyan) kabur dengan berlari dan berenang di laut," kata Tan.
Ia lalu ditemukan dan diselamatkan oleh warga setempat di pinggir pantai Barangay Bual, Luuk, Sulu.
Setelah dibawa ke kantor kepolisian setempat, ia menjalani proses pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Terpadu Sulu.
Di kantor kepolisian Sulu, Sofyan diproses dan didokumentasi untuk kebutuhan pemulangannya ke keluarga.
Kementerian Luar Negeri telah menyatakan bahwa Sofyan telah berada di bawah pengamanan dari Kepolisian Sulu.
"Tim dari KBRI Manila dan KJRI Davao sudah menuju ke Zamboanga City untuk menangani proses selanjutnya dan memastikan kondisi yang bersangkutan," demikian cuitan @Portal_Kemlu_RI.
Tenaga medis yang memeriksanya, Dr Raden Ikbala, telah menyatakan bahwa Sofyan dalam keadaan sehat.
Hingga kini diketahui masih ada enam WNI dari Kapal TB Charles lainnya di tangan Abu Sayyaf, di antaranya lima ABK dan seorang kapten kapal. (Sun Star Zamboanga/Inquirer/Reuters)