TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH -- Orang tua YU (20), mahasiswi asal Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, mencemaskan keadaan anaknya yang ditangkap aparat keamanan Turki.
YU, si putri sulungnya yang sedang kuliah di Turki, ditangkap pada 11 Agustus lalu bersama seorang temannya karena diduga terlibat jaringan Fethullah Gulen.
Asnani (45), ibu dari YU, sangat mencemaskan kondisi putri itu sehingga ia terus menangis dan kini mulai jatuh sakit.
“Saya sangat sedih karena anak ditangkap, namanya orangtua, sekarang kondisi saya mengalami tekanan darah tinggi. Darahnya naik karena selalu teringat anak”, kata Asnani, Sabtu (20/08/16).
Asnaini mengaku tak dapat memberikaan informasi lebih banyak tentang anaknya karena sejak beberapa hari ini kondisi kesehatan terus menurun.
Ibu ini terus mimikirkan nasib yang dialami putrinya. Asnaini lebih memilih menutup diri dari tetangga agar pikirannya lebih tenang mengadapi masalah penangkapan anaknya itu.
“Saya sudah serahkan masalah anak saya kepada KBRI dan Kemenlu, semoga anak saya segera dibebaskan," kata warga tak mampu dari Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.
YU merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Samsul (55) dan Asnaini (45). Mereka menetap di sebuah desa Mutiara Timur, Pidie, Aceh.
YU, alumi Fatih Bilingual School Aceh, saat ditangkap sedang berada di rumah dan menghabiskan masa libur kuliah. Kepada ibunya ia mengaku tidak dapat pulang ke Indonesia karena keterbatasan biaya.
“Sebelum ditangkap hari Kamis (11/08/16) saya komunikasi dengan anak, dia bilang sedang memberes-bereskan barang mau pindah rumah, karena lagi libur," katanya.
"Dia tidak pulang karena tidak ada ongkos. Bbanyak kawannya pulang ke Indonesia karena dikirimi ongkos oleh orangtua masing-masing”, tambahnya. (Kompas TV/Raja Umar)