TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Dalam hitungan jam, gempa bumi yang mengguncang Italia Tengah itu meluluhlantakkan banyak bangunan.
Tak terkecuali gedung-gedung bersejarah di abad pertengahan yang bernilai seni tinggi turut hancur menjadi puing-puing.
Polisi terlihat memotret ratusan gedung gereja yang berusia berabad-abad dengan atap hilang.
Pun lukisan robek, hilang atau lubang-lubang menganga pada kaca lukis patri.
Gempa dan beberapa gempa susulan kuat menghantam Italia itu pun makin memperburuk kondisi harta seni dan arsitektur.
Bahkan tanpa ada bencana alam, air mancur monumental, gereja, dan reruntuhan Romawi kuno sudah rentan terhadap asap buangan mobil, vandalisme dan kerusakan yang ditimbulkan ulah manusia.
Gempa bumi itu benar-benar telah menyerang kota yang penuh dengan warisan budaya abad pertengahan itu baik lukisan, patung, menara lonceng, dan monumen lainnya.
Kini Italia dengan reputasi internasional sebagai harta karun seni harus berpikir ulang untuk membangun kembali kisahnya.
Tidak ada karya-karya seni buah karya Leonardo, Michelangelo atau Giotto yang hilang akibat gempa.
Namun sejarawan seni menekankan bahwa seni lokal dari silsilah apapun yang membantu untuk menjelaskan konteks budaya dan seni.
"Ikon kota ini sangat menjadi perhatian khusus penduduk setempat," kata Cristiana Collu, yang dilatih sebagai seorang sejarawan seni abad pertengahan dan baru-baru ini menjadi Direktur dari National Gallery of Modern Art di Roma.
"Hidup berharga, tetapi juga berharga karena kenangan sejarah seni ini," ujar Collu dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press (AP).