News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tri Rismaharini di Nagoya Jepang, Ingin Miliki SDM Berkualitas Dunia

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T, alias Risma, Walikota Surabaya bersama Persatuan Pelajar Indonesia di Nagoya pagi padi (31/8/2016)

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T, alias Risma, Walikota Surabaya ingin sekali memiliki sumber daya manusia yang berkualitas global.

Salah satu caranya dengan Rumah Bahasa yang dibentuknya.

"Saya ingin sekali punya SDM yang berkualitas global buat negara Indonesia," kata Tri Rismaharini saat memberikan pengarahan di hadapan para pelajar Indonesia (PPI) Nagoya pagi tadi, Rabu (31/8/2016).

Selain itu Risma juga punya Prinsip untuk melawan korupsi adalah tidak ada nya komunikasi uang.

Tidak bersentuhan langsung dengan uang. Sekaligus menggunakan sistim e-government.

Sister city Kitakyushu, Jepang adalah Surabaya dan telah mendapatkan manfaat-manfaat termasuk bantuan penjernihan air sungai, pengolahan kompos, tulis twitter PPI Nagoya.

Kamis besok siang Risma akan melakukan penandatangan dengan pemda Kitakyushu di selatan Jepang untuk kerjasama penjernihan air sungai dan kaitan lingkungan hidup lainnya dengan kota Surabaya.

Salah satu upaya mengurangi angka kejahatan di Surabaya, menurut Risma, pemkot Surabaya menerapkan sistem CCTV untuk mengawasi jalan.

Lalu Pemkot Surabaya juga termasuk berkomunikasi dengan para petani di negara tetangga.

Produk petani di Surabaya masuk ke supermarket karena produknya premium.

Terkait broadband learning center, ada trainer untuk mengajari warga. Misalnya upaya untuk melakukan transaksi online.

Ketegasan menjadi perhatian utama Risma memimpin kota Surabaya, "Setiap keputusan harus didasarkan pada manfaat yang akan diterima oleh masyarakat," ujarnya.

Supaya bisa disayang masyarakatnya, menurut Risma Pemimpin harus berbaur dengan masyarakat.

Selain itu tidak melakukan penggusuran tetapi ditranformasi dengan bekerja di sektor informal lain seperti usaha batik, sepatu, kue, dan sebagainya.

Salah satu alasan ditutup Lokalisasi adalah karena lokalisasi menjadi satu dengan pemukiman warga di mana anak-anaklah akhirnya menjadi korban, termasuk kasus human trafficking.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini