Laporan Wartawan Tribunnews.com: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Tidak hanya di belahan asal nya, Gontor, Ponorogo, kurang lebih 50 alumni Pondok Modern Gontor yang sedang melaksanakan haji berikut para muqimin (sebutan warga yang bermukim di Saudi Arabia), turut memanjatkan rasa syukur mereka dengan menggelar sujud syukur bersama di depan Ka’bah, Masjidilharam, Mekkah, pada pagi (4/9/2016), lalu.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ustadz. Farid Sulistyo (Wakil Direktur KMI GONTOR), perwakilan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Eropa, Hamdi Rofioeddin (alumni 1960), perwakilan IKPM Australia, Muhammad Ali Abdullah, (alumni 2010), Pimpinan pesantren sohor di Tasikmalaya, KH. Deni (alumni 1999), guru-guru senior Gontor; Ustadz Zakwan, Ustadz Ansharul Adhim dan puluhan Jemaah haji alumni Gontor yang berasal dari berbagai marhalah (sebutan angkatan di Gontor), mulai angkatan 1960 hingga 2013 dengan latar belakang daerah masing-masing.
“Diluar dugaan, alhamdulillah…. Ternyata kita menjadi orang-orang yang terpilih Allah untuk memanjatkan rasa syukur 90 tahun Gontor di tempat suci, Makkah Al Mukarramah. Dan saya tidak mengira akan kumpul alumni sebanyak ini”, ungkap Ustadz Farid Sulistyo, sambil terisak haru dengan mata berkaca-kaca dalam sambutan sebelum sujud syukur bersama di pelataran termpat thawaf masjidilharam.
Acara yang dipandu pimpinan Pondok Modern Tazakka, Batang, KH. Anang Mashadi (alumni Gontor 96), belangsung khidmat. Ustadz Misbahul Munir, Alumni 1983 asal Surabaya, dipersilahkan Ustadz Farid untuk memimpin sujud syukur bersama disambung dengan doa bersama yang berlangsung sekitar 10 menit.
Terdengar isak tangis dan rintihan saat doa terpanjat dikala sujud dan mengangkat kedua tangan ke langit langsung di depan ka’bah yang mulia.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan ramah tamah sejenak sebagai sesama anak ibu kandung kampung damai, Gontor.
Tampak semua alumni cair, menyatu, menanggalkan segala atribut pangkat yang disandang, tidak ada perbedaan tua – muda, senior – junior, semua membaur menjadi satu sebagai sesama alumni Gontor.
Dalam sesi ini, perwakilan IKPM Eropa, Hamdi Rofioeddin yang dikenal dengan panggilan ustadz Danon, memaparkan pandangan nya mengenai Indonesia dilihat dari kacamata eropa.
“Meski saya sudah menjadi warga negara Belanda, tapi hati saya Gontor… darah saya Indonesia…. Dan mari kita rebut Indonesia melalui Gontor… dan itu tanggungjawab kita sebagai alumni Gontor…” ungkap nya dengan nada patriotis.
Lain hal nya dengan Muhammad Ali Abdullah, IKPM Australia, dengan tutur nada yang kalem, alumni asli Sydney dengan perawakan bule, menceritkan kisah nya saat menutut ilmu di Gontor, berbaur dan menjadi santri gontor hingga tamat pada tahun 2010.
Karena kemampuan bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, kini ia dipercaya salah satu travel haji umrah di Sydney sebagai pembimbing ibadah haji, memimpin Jemaah nya yang berasal dari beragam etnis warga negara.
Sebagai penutup, sebelum bersalam-salaman, alumni muqimin, diwakili NORDIN Hidayat (Alumni 96), menyampaikan ungkapan tarhib (selamat datang) kepada semua alumni yang sedang melaksanakan haji.
“Kita doakan terus Gontor dan para pejuang nya dari tanah suci, dan Insya’Allah semua alumni yang sedang berhaji, mendapatkan haji mabrur…”, ungkapnya, seraya di amini serentak semua hadirin.
Acara Tasyakuran 90 tahun Gontor di Saudi akan dilanjutkan pada 7 September, di area taman pelataran masjid bin baz, Aziziah – Makkah, dengan pokok acara TAJAMMU (Kumpul dan makan-makan khas ala Gontor).