TRIBUNNEWS.COM, PAGUDPUD - Topan Haima membuat lebih dari 90 ribu orang warga Filipina mengungsi.
Disebut sebagai badai terkuat yang melanda Filipina dalam tiga tahun terakhir ini, Topan Haima menghancurkan lahan sawah dan rumah warga.
Topan Haima menyerang bagian utara Filipina pada Kamis (20/10/2016), dengan kecepatan 225 kilometer per jam.
Baca: Topan Chaba menerjang Korea Selatan, lima orang tewas
Baca: Topan Megi melanda Cina, 32 orang hilang
Tak hanya itu, kedatangan topan ini juga disertai hujan lebat tak henti.
Yang paling parah terdampak adalah daerah-daerah produsen beras terbesar di Filipina, seperti Cagayan, Isabela, dan Ilocos.
Di Luzon, sejumlah bangunan sekolah dan kantor pemerintahan ditutup, serta banyak jadwal penerbangan dibatalkan.
"Kami telah menerima berbagai laporan soal banyaknya atap bangunan yang rusak akibat angin kencang," kata juru bicara Dewan Manajemen Risiko Bencana As, Mina Marasigan.
Mina Marasigan juga mengatakan sambungan listrik dan telepon kacau oleh bencana tersebut.
Namun, sejauh ini Mina Marasigan mengatakan dirinya belum menerima laporan apapun soal korban jiwa.
Kemungkinan karena puluhan ribu warga di daerah-daerah terdampak kebanyakan telah dievakuasi dan diperingatkan lebih awal.
Topan Haima merupakan topan ke-12 yang menyerang Filipina pada 2016 ini dan pernah menewaskan enam ribu orang di negara itu pada 2013. (Irish Independent/Reuters).