TRIBUNNEWS.COM - Barrack Obama bisa dibilang sebagai Presiden Amerika Serikat pertama yang aktif di semua media sosial, mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, hingga YouTube.
Beberapa akun seperti @POTUS, @FLOTUS, dan @VP melekat erat dengan Obama sebagai individu.
Padahal, akun-akun tersebut sejatinya milik Gedung Putih sebagai institusi, bukan Obama secara personal.
Lantas, mau diapakan akun-akun pemerintah itu pasca Obama lengser sebagai Presiden AS?
Gedung Putih sudah menyiapkan strategi transisi digital dari Obama ke Presiden AS ke-45, sebagaimana dilaporkan TheVerge dan dihimpun KompasTekno, Selasa (1/11/2016).
Transisi itu akan dimulai pada hari inagurasi kepengurusan Obama pada 20 Januari 2017 mendatang.
Pada tanggal itu, pemenang pemilu serta-merta bakal memegang akun Twitter @POTUS.
Semua kicauan Obama bakal hilang dari akun @POTUS dan dialihkan ke akun baru barnama @POTUS44.
Tujuannnya agar Presiden AS terpilih bisa memulai kepemimpinannya dengan suasana baru. Akun @POTUS44 sekarang sudah tersedia di Twitter, namun masih dikunci.
Strategi serupa juga dilakukan untuk akun Facebook dan Instagram Obama yang terafiliasi dengan Gedung Putih.
Page Facebook Gedung Putih akan disterilkan dari semua postingan di masa jabatan Obama, namun jumlah pengikutnya tetap dipertahankan.
Lebih lengkapnya, berikut tiga fokus transisi digital Obama yang terhimpun dalam laporan Gedung Putih.
Pertama, melestarikan semua postingan di Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya ke Administrasi Arsip dan Rekaman Nasional (NARA). Menurut Deputy Chief Digital Officer White House, Kori Schuman, semua material yang dipublikasikan online akan disimpan di NARA sebagai dokumen penting sejarah AS.
Kedua, memastikan konten tetap tersedia di platform orisinilnya. Artinya, foto-foto yang dibagi di Instagram harus tetap ada di Instagram, meski dialihkan ke akun lain. Begitu pula video pada YouTube dan postingan secara general di Twitter dan Facebook.
Ketiga, menyerahkan semua aset digital Gedung Putih ke otoritas yang berkuasa selanjutnya, baik Hillary Clinton atau Donald Trump. Agaknya presiden terpilih selanjutnya sudah punya PR untuk menyiapkan konten digital yang menarik dan berguna di akun-akun media sosial Gedung Putih.
Untuk situs WhiteHouse.gov, pemerintah juga memutuskan untuk membekukannya hingga 20 Januari mendatang. Konten di dalamnya akan dialihkan pula ke domain lain agar Presiden AS yang baru bisa merasa menjajalnya sejak awal.