TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Jelang pemilihan presiden AS, Kanada ikut waswas menantikan hasil pertarungan Donald Trump dan Hillary Clinton.
Sebagai negara yang menjadi mitra terdekat dan terbesar AS, Kanada tampak turut mengkhawatirkan pemilihan presiden kali ini.
Hal itu ditunjukkan oleh sejumlah media yang menyuarakan kekhawatiran atas kemenangan Donald Trump, calon presiden AS dari Partai Republik.
"Warga AS Tercinta, Tolong Jangan Pilih Donald Trump", demikian judul artikel headline surat kabar Globe and Mail, 2 November lalu.
Dalam artikel tersebut, kekhawatiran Pemerintah Kanada terhadap kemenangan Donald Trump disorot.
"AS dihadapkan pada dua pilihan kontras, yaitu capres yang sedikit bermasalah dan capres yang merupakan kombinasi dari ide buruk dan sesuatu yang tak berotak serta tanpa kontrol diri," demikian isi artikel tersebut.
Ada pula sebuah kampanye media sosial yang menjadi viral di kalangan warga keturunan Kanada, "Tell America It's Great" (Katakan Pada AS Kalian Sudah Luar Biasa).
Nama kampanye tersebut merupakan plesetan dari slogan kampanye Donald Trump, "Make America Great Again" (Jadikan AS Luar Biasa).
Kekhawatiran warga Kanada terhadap kemenangan Donald Trump dikatakan berangkat dari trauma mereka terhadap wali kota terdahulu Toronto yang kontroversial, Rob Ford.
Rob Ford kerap diidentikkan sebagai 'Trump dari Kanada', karena komentarnya yang kontroversial dan skandal pelecehan perempuan yang menimpanya.
Namun, karena Rob Ford hanya memerintah atas sebuah kota di Kanada itu, dampak buruknya hanya kurang lebih dirasakan warga kota tersebut.
"Seorang presiden AS tentu memiliki akses atas kode-kode serangan nuklir. Kami warga Kanada dan bahkan seluruh warga dunia berhak khawatir atas itu," demikian isi artikel di surat kabar Toronto Star. (Vox)