Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, MARYLAND - Hari keenam pascapemilihan presiden Amerika Serikat 2016, giliran pelajar SMA yang pimpin demo anti-Trump.
Selasa (15/11/2016), sejumlah pelajar SMA kisaran usia remaja, bahkan belum cukup umur untuk memberikan hak suara, membanjiri jalanan Amerika Serikat,
Ribuan pelajar SMA di Los Angeles, Seattle, Maryland, Portland, Oregon, San Fransisco, turun ke jalan dalam rangka menolak Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat.
Demo dilakukan sepulang sekolah yang diramaikan dengan teriakan dan papan bertuliskan "Not My President" ('Bukan Presiden Saya').
Menurut para pelajar itu, Donald Trump dapat menjadi ancaman bagi masa depan mereka.
"Kami ingin rasisme berkurang, segala bentuk kekerasan dihentikan," ucap seorang pelajar berusia 14 tahun, Salvador Briseno.
Diantara mereka yang berunjuk rasa, banyak yang merupakan keturunan latino yang mengibarkan bendera Meksiko dan Amerika Serikat.
Persatuan Guru Los Angeles (UTLA) "dengan bangga" mendukung aksi demonstrasi para murid SMA itu.
"Kami yakin para pelajar ini seharusnya dapat bergabung dengan warga lain yang mengekspresikan pendapatnya melalui aksi protes damai ini," demikian pernyataan UTLA.
Demo ini melanjutkan demo yang telah dilakukan puluhan ribu orang di penjuru AS sejak Donald Trump memenangkan Pilpres, Rabu (9/11/2016).
Mereka memprotes hasil pemilihan presiden yang memenangkan kandidat dari Partai Republik itu, Selasa (8/11/2016).
Hal yang menjadi fokus protes adalah kampanye-kampanye Donald Trump yang sarat diskriminasi atas imigran, muslim, dan kaum minoritas lain. (USA Today/Reuters)