Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kuil Zenkoji sangat terkenal. Rasanya tak ada yang tak tahu kuil ini di Jepang. Namun banyak dari turis yang datang ke sana ternyata hanya melihat dan memperhatikan kuil itu, tak sadar kalau sebelumnya, ada pintu gerbang kuil yang ternyata sangat penting.
Kunjungan Tribunnews.com belum lama ke Kuil Zenkoji justru untuk melihat pintu gerbang penting tersebut, yang kemudian melewati toko-toko di kanan kirinya barulah mencapai Kuil Zenkoji di Perfektur Nagano ini.
Apa yang menarik dari pintu gerbang ini?
Di sana ternyata ada banyak sandal Jepang dibuat dari jerami, yang biasa dipakai zaman dulu atau oleh para pendeta Budha, digantung di tiang pagar kanan kiri depan pintu masuk ke kuil tersebut.
Selain tentu kita bisa lihat dua dewa penjaga di kanan kiri pintu tersebut.
Apa arti dari sandal yang digantung tersebut dan ada berapa jumlahnya?
Ada yang mengatakan jumlahnya 7777 (tujuh ribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh) sandal jerami di sana. Sebagai tanda banyak sandal bekas yang dipakai untuk penjelajahan, setelah jalan panjang menuju kuil ini dari berbagai tempat.
Lambang keberuntungan 7777 juga lambang banyaknya para pengelana dan pendata Budha yang telah mampir ke Kuil Zenkoji.
Pengelana jarak jauh atau kalangan Budha yang berjalan jauh, biasanya menggantungkan sandalnya di gawang pintu gerbang tersebut.
Sandal jerami tersebut juga bisa dipakai untuk pembuatan atap setelah berjumlah banyak. Lambang kekuatan membangun atap sebuah rumah, lambang kekuatan yang tercipta dalam suatu persatuan.
Dengan demikian sandal jerami tersebut sebenarnya merupakan lambang dari kekuatan bersama, mereka bersatu, membersihkan diri sebelum memasuki kuil, sandal lama lambang penyatuan, dan sekaligus dianggap sebagai upaya untuk memberikan proteksi dari serangan musuh.
Musuh yang datang ke sana, akan takut dulu apabila melihat banyak sandal tersebut, sehingga seringkali membatalkan niatnya untuk menyerang karena mengira jumlah tentara banyak di dalam kuil tersebut yang juga tempat para raja atau bangsawan.
Sementara Dewa penjaga gerbang kuil itu pun berdiri kokoh dan gagah di kanan kiri gerbang tersebut.
Itulah arti dari kumpulan sandal bekas yang digantungkan di pagar pintu gerbang tersebut.
Zenko-ji merupakan candi (kuil) Buddha yang dibangun pada abad ke-7. Nagano City, didirikan pada tahun 1897, yang pada awalnya merupakan sebuah kota yang dibangun di sekitar candi.
Secara historis, Zenko-ji yang mungkin paling terkenal karena keterlibatannya dalam pertempuran antara Uesugi Kenshin dan Takeda Shingen di abad ke-16, ketika itu menjabat sebagai salah satu basis operasi Kenshin.
Saat ini, Zenko-ji adalah salah satu dari beberapa situs ziarah yang terkenal dan tersisa di Jepang.
Zenko-ji didirikan sebelum Buddhisme di Jepang dibagi menjadi beberapa sekte yang berbeda.
Menurut penjelasan Zenko-ji, The Hibutsu, atau gambar utama Zenko-ji, pindah dari India ke Jepang dengan cara melalui semenanjung Korea, di abad ke-6, pada masa pemerintahan Kaisar Kimmei.
Setelah itu, pindah beberapa kali sebelum datang untuk berakhir menetap di lokasi yang hadir di Kota Nagano.
Pada akhir periode Kamakura (1185-1333), banyak kuil mengikuti patung Buddha yang terkenal Zenko-ji, dan banyak kuil baru dibangun di seluruh negeri, yang menyebut diri mereka "Zenko-ji" atau "Shin-Zenko-ji" (The New Zenko-ji).
Pada periode Sengoku (pertengahan abad ke-15 ke abad ke-17), ketika Zenko-ji terlibat dalam perjuangan antara Uesugi Kenshin dan Takeda Shingen, kepala biara takut kuil itu akan terbakar habis.
Lalu kepala biara membangun sebuah Zenko-ji Baru di tempat yang sekarang Kofu dan berdiri hingga kini.
Pada tahun 1598, Toyotomi Hideyoshi memindahkan hibutsu (Gambar Utama Zenko-ji) ke Kyoto, dan kemudian ke Shinano. Hibutsu dan Kuil Zenkoji akhirnya pindah kembali ke Nagano.
Kuil Zenko-ji memutuskan untuk tidak ikut dalam rangkaian estafet obor Olimpiade Musim Panas 2008, sehubungan dengan adanya kerusuhan di Tibet tahun 2008. Kuil Zenko-ji kemudian dirusak.
Pintu gerbang Niomon yang ada sandal tersebut memiliki dua dewa penjaga disebut Nio, yang akan melindungi tempat tersebut dari para musuh Buddha.
Kedua patung Buddha pelindung itu direkonstruksi kembali tahun 1918 setelah terjadi kebakaran besar.