TRIBUNNEWS.COM - Lewat lirik yang ditulis Sally Andrews, lagu berjudul 'Presiden Soekarno' mengajak anak muda agar tidak sekadar nasionalis, tapi terus berjuang lewat menimba ilmu setinggi-tingginya.
Sally, berusia 22 tahun asal New South Wales, memanggil diri sendirinya 'hanya orang bule' di dalam lirik lagu 'Presiden Soekarno' yang ditulisnya dalam waktu hanya seminggu.
Lagu ini seolah mengajak khususnya anak-anak muda Indonesia, maupun Australia, untuk tidak sekedar menjadi nasionalis, tetapi terus berjuang lewat pendidikan.
"Pendidikan adalah satu-satunya caranya untuk mencapai tujuan yang dibuat dirinya [Soekarno]. Membaca dan menulis tiap hari tiap malam. Menimba ilmu untuk mengerti lebih mendalam".
Soekarno muda digambarkan oleh Sally dalam lagunya sebagai sosok yang "cerdas di sekolah, pandai dengan debat... dengan hati yang hangat."
Sally mengaku setiap melihat foto-foto Soekarno membaca proklamasi, ia bertanya-tanya seberapa banyak keberanian yang diperlukan oleh Bapak Proklamator RI tersebut.
Lagu 'Presiden Soekarno' mengantarkan Sally meraih penghargaan dari ajang National Australia Indonesia Language Awards (NAILA) 2016.
Kompetisi tahunan ini memberikan penghargaan bagi mereka yang sedang belajar dan ikut membantu pengembangan pengajaran bahasa Indonesia di Australia.
Kompetisi ini diikuti oleh para pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai universitas yang masih belajar bahasa Indonesia, bahkan tingkat profesional.
Sally memenangkan penghargaan di kategori 'Wild Card' yang mengandalkan keahlian berbahasa Indonesia dalam bentuk penampilan, seperti tarian, bernyanyi, dan cabang seni lainnya.
Anda bisa menonton videonya disini dan versi panjangnya dari akun YouTube milik Sally Andrews .
Sally sudah belajar bahasa Indonesia selama sekitar empat tahun. Kemampuan bahasa Indonesia ini pun sudah memberikannya kesempatan mendapat beasiswa New Colombo Plan.
"[Saya] mengadakan perjalanan ke Flores, Maluku, Sulawesi, dan melalui Jawa... bertemu teman-teman banyak dari semua bagian kepulauan, dan bahkan mendapat pekerjaan sebagai penerjemah untuk sebuah firma hukum di Sydney," ujar Sally kepada Erwin Renaldi dari Australia Plus.
Kini, mahasiswa tingkat akhir dari jurusan hukum di University of Sydney juga sedang menimba ilmu di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
"Saya berharap orang Australia bisa mendapatkan pengetahuan lebih baik [soal] negara Indonesia dan mulai melihat melampaui [lebih dari sekedar] pantai Kuta dan terorisme," kata Sally Andrews.
Sally juga aktif sebagai relawan dengan menjabat Direktur West Papuan Development Company, yayasan yang menggalang dana untuk membangun sumur di provinsi Papua dan Papua Barat.
"Saya berharap Indonesia akan lebih terbuka untuk akses media Australia, terutama di Papua dan Papua Barat dan akan lebih berkerja efektif dengan pembantuan Australia supaya memperbaiki kondisi perkembangan di Indonesia Timur."(Pascal S Bin Saju/Australia Plus ABC)