TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Langkah Matteo Renzi sebagai Perdana Menteri Italia harus terjegal karena rencana kebijakan yang ia buat sendiri.
Renzi berencana membuat reformasi konstitusional dengan niat perbaikan ekonomi italia. Namun nyatanya, warga malah menunjukkan ketidakpuasan pada kinerja Renzi.
Pascareferendum Italia yang menolak rencana ini, Renzi langsung memutuskan mundur dari jabatan yang ia emban 2,5 tahun terakhir.
Ini adalah pukulan telak kedua di Uni Eropa, setelah beberapa waktu lalu warga Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa.
Bahkan pasca-pengumuman, nilai tukar Euro terhadap Dollar Amerika Serikat anjlok ke level terendah sejak Maret 2015.
Namun, Uni Eropa tetap yakin mundurnya Renzi tak akan berpengaruh besar pada sistem ekonomi Uni Eropa.