TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI - Sudah 25 tahun ini Eman Ahmed, warga Mesir dengan bobot badan 500 kg, tidak bisa melangkah keluar rumahnya di Kairo, ibu kota negara itu.
Kini, Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj berupaya membantu wanita berusia 36 tahun itu agar mendapat visa medis ke Mumbai dan menjalani operasi penurunan bobot badan.
Namun, hal yang menjadi persoalan dan tantangan terberat ialah bagaimana membawa wanita berbobot badan 500 kg itu ke Mumbai, seperti dilaporkan Times of India, Kamis (8/12/2016).
Tidak ada penerbangan langsung ke Kairo. Operator swasta menolak untuk melayani.
Hingga sejauh ini, juga belum ada maskapai yang bersedia menyewakan pesawatnya demi mengangkut Ahmed.
Peraturan di Jet Airways, misalnya, menyatakan, tandu yang mereka miliki mampu membawa pasien dengan berat kurang dari 136 kilogram.
"Para tamu yang bobotnya lebih dari 136 kg takkan mendapatkan layanan tandu saat bepergian dengan pesawat kami," demikian menurut situs berita internal Jet Airways.
Sementara itu, maskapai nasional tidak memiliki selebaran tentang pedoman batas berat.
Namun, para ahli mengantisipasi beberapa rintangan dalam mencari pesawat untuk mengangkut Ahmed.
Chairman dan Managing Director Air India, Ashwani Lohani, mengatakan, jika ada permintaan resmi agar menyediakan pesawat khusus, mereka akan mempertimbangkannya.
"Air India tidak terbang ke Afrika saat ini. Bandara terdekat adalah Frankfurt di Jerman. Namun, kami akan senang untuk mengeksplorasi kelayakan terbang bagi Ahmed," katanya kepada Daily Mirror.
Situs web maskapai nasional India itu menekankan penyelesaian dokumen untuk menggunakan tandu pasien, tetapi tidak menyebutkan pembatasan berat kepada si wisatawan medis itu.
"Sebuah pro-forma sepatutnya diisi bersama dengan tanda tangan dari penumpang atau keluarga terdekat atau pendamping dan dokter yang hadir, diperlukan untuk diserahkan," katanya.
"Seorang pendamping yang dewasa dan berbadan sehat harus menemaninya. Pengangkutan tanda penumpang sesuai pengaturan dan bergantung pada ketersediaan ruang," kata situs maskapai.
Dokter Muffazal Lakdawala dari Rumah Sakit Saifee, Mumbai, di mana operasi bariatric bagi Ahmed akan dijadwalkan, mengatakan, mereka telah mendekati beberapa ambulans udara, tetapi mereka belum mendapat jawaban positif.
"Sekarang kita mencoba untuk berbicara dengan maskapai penerbangan swasta," kata Lakdawala.
Menurut dia, keluarga Ahmed tidak bisa menyewa pesawat carteran ke Mumbai.
"Kami berusaha untuk mencari dana yang dibutuhkan untuk mengangkutnya. Kami juga bisa mengelola dana sisa," katanya.
Lakdawala mengatakan, "Saya telah berjanji melakukan operasi-operasi tanpa biaya yang dijadwalkan akan dilakukan di Rumah Sakit Saifee. Kami akan membebaskan semua biaya, termasuk tinggal di rumah sakit," katanya.
Ahmed setidaknya akan menghabiskan waktu setidaknya tiga bulan di rumah sakit setelah operasi.
Adapun untuk peralatan medis, Lakdawala mengatakan, pihaknya telah menyiapkan meja operasi berbobot 450 kg.
Obesitas telah mendera Eman Ahmed sejak berusia 11 tahun. Selama bertahun-tahun, dia menderita diabetes, asma, hipertensi, masalah paru, depresi, dan banyak lagi.
Adik Ahmed, Chaymaa Abdulati, mengurus kebutuhan sehari-harinya.
Di Saifee, tim dokter terdiri dari dokter ahli jantung, ahli bedah jantung, endokrinologi, seorang dokter dada, dua ahli bedah bariatric, termasuk Lakdawala, dua intensivist, dan tiga dokter anestesi akan bergabung dalam tim yang mengoperasi Ahmed setelah dia tiba.
Namun, sedang dicari jalan keluar terbaik bagaimana memindahkan Ahmed dari rumahnya untuk dibawa ke Mumbai, India.
"Dia membutuhkan operasi yang bersifaf segera. Adalah sangat menyakitkan untuk melihat apa yang dialami keluarga karena kondisinya itu," kata Lakdawala.(Pascal S Bin Saju)