Laporan Wartawan Tribunnews, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Turki tetapkan sehari berkabung senasional Minggu (11/12/2016) atas insiden dua ledakan bom Sabtu (10/12/2016) malam.
Dalam rangka itu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di penjuru Turki.
Sedangkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya membatalkan perjalanannya ke Kazakhstan akibat serangan bom di Istanbul.
Dalam pernyataannya, Erdogan mengatakan serangan bom sengaja dilakukan di Vodafone Arena, Istanbul, yang Sabtu itu menggelar pertandingan.
Menurut Erdogan, stadion sepak bola itu sengaja dipilih menjadi target karena ada ribuan orang di sana, sehingga dapat menelan banyak korban jiwa.
"InsyaAllah, Turki sebagai sebuah negara akan dapat menghadapi serangan dan organisasi teror," kata Erdogan.
Erdogan juga menyebut bahwa insiden ledakan bom kembar itu sebagai serangan teror terhadap polisi dan warga Turki.
Dua ledakan bom yang telah menewaskan sebanyak 38 orang dan mencederai 166 orang itu terjadi dua jam setelah pertandingan dilangsungkan.
Bom pertama meledak di luar stadion, yang dipicu bahan peledak yang dipasangkan pada sebuah mobil, dua jam setelah pertandingan selesai.
Sekitar 45 detik kemudian, seorang mencurigakan yang mengenakan sejumlah bahan peledak pada tubuhnya meledakkan diri di sebuah taman sekitar.
Pelaku bom bunuh diri tersebut meledakkan diri di dekat kerumunan polisi yang sedang menangani serangan bom pertama.