TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hari Jumat (16/12/2016) menyebut Aleppo di Suriah, "sama dengan neraka".
Pernyataan Ban Ki-moon itu dikemukakan dalam jumpa pers terakhirnya sebelum mengundurkan diri pada akhir tahun ini.
"Kita telah secara bersama telah gagal membantu rakyat Suriah. Perdamaian hanya akan tercapai bila disertai dengan kasih sayang, keadilan dan akuntabilitas atas kejahatan keji yang telah kita lihat, " kata Ban Ki-moon
Hari Jumat (16/12) pagi, pemerintah Suriah menghentikan operasi evakuasi untuk memindahkan warga sipil keluar dari Aleppo timur, mengakibatkan ribuan orang terlantar di kota yang terkepung itu.
Baca: Ketua Fraksi PKS: Aleppo Darurat Intervensi Kemanusiaan
Pemberontak menuduh pemerintah menghentikan evakuasi untuk memaksa mereka untuk mengizinkan warga sipil diungsikan dari dua desa yang saat ini dikepung oleh pemberontak.
Pemerintah Suriah mengatakan mereka membatalkan evakuasi karena pemberontak menembaki konvoi kendaraan.
Ban Ki Moon terus mendesak pemerintah Suriah untuk melanjutkan upaya evakuasi ini.
"PBB mendesak pihak-pihak terkait untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memungkinkan dilanjutkannya lagi evakuasi ini," katanya.
Dalam pidato perpisahan untuk wartawan yang meliput kegiatan PBB, Ban Ki Moon menyebut berbagai topik termasuk konflik yang sedang berlangsung di Sudan Selatan, permukiman Yahudi di Tepi Barat, dan penandatanganan perjanjian iklim Paris, yang disebutnya sebagai "prestasi berharga yang harus kita dukung dan pelihara.”
"Walaupun kadang-kadang sulit, kerjasama internasional tetap dibutuhkan untuk mencapai dunia yang lebih damai dan sejahtera," tambahnya.
Ban Ki Moon, yang telah memimpin PBB selama hampir sepuluh tahun. Ia akan menyerahkan tugas kepada mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres pada tanggal 1 Januari.
Guterres dilantik sebagai pengganti Ban, Ki Moon hari Senin, 2 Desember 2016 lalu. [sp/ii].
Sumber: VOA Indonesia