TRIBUNNEWS.COM, MALTA – Dua pembajak pesawat Afriqiyah Airways dilaporkan memegang sejumlah granat di tangan ketika membajak pesawat komersil asal Libya itu.
Para pembajak yang diyakini berkebangsaan Libya, mengancam akan meledakkan pesawat dengan 118 penumpang itu.
Pesawat Afriqiyah Airways telah mendarat di Malta setelah dibajak.
Namun sejauh ini masih belum jelas apa tuntutan dari para pembajak.
Pesawat penumpang Libya, merupakan penerbangan internal dari Sabha di Libya Selatan ke Tripoli.
Baca: Selamatkan 118 Penumpang Pesawat, PM Malta Pimpin Negosiasi dengan 2 Pembajak Bersenjata
Namun oleh pembajak dialihkan ke Malta.
"Pilot melaporkan ke menara kontrol di Tripoli bahwa mereka sedang dibajak, maka mereka kehilangan komunikasi dengannya," demikian seorang pejabat keamanan bandara melaporkan.
"Pilot berusaha sangat keras agar bisa mendarat ke tujuan awal yang benar tetapi mereka menolak."
Penumpang termasuk laki-laki 82, 28 perempuan dan 1 bayi.
Baca: Pembajak Pesawat Afriqiyah Bersedia Bebaskan Penumpang Jika Permintaan Dituruti
Termasuk 7 awak pesawat.
Sumber Sky mengatakan tim negosiasi Malta tengah berkomunikasi dengan para pembajak.
Pemerintah Inggris telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Malta untuk turun membantu berurusan para pembajak, demikian sumber Sky. (Skynews)