TRIBUNNEWS.COM, MALTA – Otoritas bandara di Malta bersama pihak maskapai penerbangan Afriqiyah Airways tengah melakukan negosiasi terhadap dua pelaku pembajakan pesawat yang kini telah mendarat di Malta, Jumat (23/12/2016).
Pesawat yang telah lepas landas dari Libya telah dibajak dan mendarat di Malta pagi ini pukul 11.32 waktu setempat.
Sejumlah media memberitakan dua orang dalam penerbangan itu mengancam untuk meledakkan pesawat.
Bandara Internasional Malta telah mengkonfirmasi bahwa ada gangguan melanggar hukum di bandara.
Pesawat Afriqiyah Airways Airbus A320 dengan 111 penumpang, termasuk 82 pria, wanita 28 dan satu bayi.
Baca: Ngaku Punya Granat, Pembajak Pesawat Afriqiyah Ancam Ledakkan Pesawat
Sumber-sumber di bandara mengatakan bahwa negosiasi masih terus terjadi dan penumpang pertama diharapkan akan diizinkan meninggalkan pesawat.
"Semua tim darurat telah dikirim ke lokasi. Penumpang disarankan untuk mengikuti www.maltairport.com untuk update,"pernyataan MIA menyimpulkan.
Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, memimpin komite keamanan nasional dari Castille dalam urusan dengan insiden ini.
Kantor Perdana Menteri telah mengkonfirmasi tim perundingan siaga di Bandar Udara Internasional Malta untuk mengadakan negosiasi dengan para pembajak.
Baca: Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Berpenumpang 118 Orang Mengaku Membawa Bom
Brigadir Jeffrey Curmi memimpin negosiasi, dengan para pembajak.
Hal ini bertentangan dengan apa yang dilaporkan media Libya bahwa Departemen Perhubungan Libya memimpin negosiator.
Al Naba Libya TV mengutip Menteri Perhubungan Milad Matouq mengatakan bahwa pihak berwenang Maltese sedang bernegosiasi dengan para pembajak. (Malta Independent).