TRIBUNNEWS.COM, BISHKEK - Insiden jatuhnya pesawat Turki di Kirgizstan hingga kini menelan nyawa 37 orang.
Sebuah pesawat kargo model Boeing 747 milik sebuah maskapai Turki jatuh di ibukota Kirgizstan, Bishkek, Senin (16/1/2016).
Pesawat rute Hong Kong - Istanbul itu dijadwalkan untuk mendarat transit di Bishkek, namun proses pendaratannya gagal akibat cuaca berkabut.
Menurut otoritas setempat, saat itu kabut tebal menyelimuti daerah tersebut.
Pesawat milik maskapai ACT Airlines itu jatuh dan sempat terseret sejauh beberapa ratus meter di sebuah area pemukiman.
Kementerian Penanganan Keadaan Darurat Kirgizstan menyebut total korban tewas adalah 37 orang, yang 13 orang di antaranya adalah anak-anak.
Kebanyakan dari korban tewas adalah warga desa pemukiman setempat, sedangkan dari lima awak pesawat kargo itu, satu di antaranya selamat.
Seorang korban, warga setempat bernama Anarkan Kozhoyeva, mengatakan di daerah sekitar rumahnya hanya dirinya saja yang selamat dan masih hidup.
"Saya sendiri sekarang. Tetangga saya semua sudah tewas tertimpa pesawat. Rumah saya hanya 20 meter dari titik jatuhnya pesawat," tutur Anarkan.
Daerah tempat jatuhnya pesawat, desa Dachi Suu, merupakan daerah hunian bagi ratusan keluarga, yang kini sudah hancur diratakan pesawat itu.
Kini, yang tersisa hanyalah area seukuran lapangan bola yang diselimuti puing-puing.
Menurut kesaksian warga setempat, saat pesawat jatuh di desa mereka, sempat dikira ada gempa terjadi.
"Sekitar pukul tujuh pagi, saya mendengar suara keras dan rumah-rumah di sekitar berguncang. Semua orang ketakutan dan lari keluar rumah," cerita seorang warga bernama Andrei Andreyev.
Belum dapat disebutkan apa penyebab pasti jatuhnya pesawat tersebut, penyelidikan masih dilakukan dan kotak hitam pesawat baru saja ditemukan. (24 Kyrgyzstan News Agency/Reuters)