TRIBUNNEWS.COM, DARWIN -- Seorang peternak di Northern Territory, Australia mengaku, setiap tahun menghabiskan 100.000 dolar Australia atau sekitar Rp 1 miliar untuk mengatasi serangan buaya yang banyak memangsa ternaknya.
Sekitar 35 kilometer dari perbatasan stasiun ternak Annaburroo terdapat Sungai Mary, yang merupakan salah satu perairan dengan populasi buaya paling banyak di dunia.
Saat ini, diperkirakan terdapat 6.000 ekor hewan ternak di Annaburroo sekitar 100 kilometer sebelah timur kota Darwin itu.
Manager stasiun ternak Annaburroo, Adrian Phillips memperkirakan, dia kehilangan lebih dari dua persen ternak atau setara 100 ekor sapi tiap tahun dimangsa buaya Sungai Mary.
Adrian mengatakan, dia sering memindai perut buaya yang sudah dibunuh untuk mencari alat penanda telinga ternak.
Baru-baru ini ia berhasil membunuh seekor buaya sepanjang 3,2 meter.
“Tapi kali ini alat itu terus menerus berbunyi, beep beep, beep beep, terbaca ada tiga buah alat pemindai telinga,” ujar Adrian.
“Ada 3 tag yang dipasang di telinga kanan ternak di dalam perut ekor buaya itu entah berapa banyak ternak yang sudah dimangsa tetapi telinganya tak ikut dimakan," tambah dia.
“Yang saya tahu, buaya ini telah mengkonsumsi daging sapi senilai 5.000 dolar,” dia menegaskan.
Selama dua tahun bekerja di stasiun ternak Annaburro, Adrian telah membuat daftar beragam perangkat yang dia gunakan untuk memerangi masalah buaya ini.
Upaya itu meliputi pemasangan pagar di bagian depan sungai, membangun bendungan, dan membuat kolam kubangan sendiri sebagai sumber air alternatif untuk hewan ternaknya.
Adrian juga mengaku menggunakan jasa penangkap buaya profesional untuk membantu mengatasi masalah ini.
Sepanjang tahun ini, penangkap buaya Roger Matthews berhasil menyingkirkan 18 ekor buaya dari stasiun ternak Annabouraa.
Penangkapan buaya-buaya ini dilakukan setelah mendapatkan izin Komisi Taman dan Satwa Liar Northern Territory.
Matthews mengatakan, tahun lalu sebanyak 40 ekor buaya berhasil disingkirkan dan dan dipindahkan daripada membunuh mereka.
"Kami spesialis penangkap buaya hidup-hidup, tidak ada yang mau membayar buaya betina yang mati,” kata Matthews.
"Dan jika Anda menembaknya, Anda tidak akan dapat mengembalikan mereka dan mereka juga tidak akan langsung mati karena mereka adalah satwa dengan daya bertahan hidup yang sangat tinggi,” tambah dia.
Biasanya, Matthew menggunakan tombak untuk menarik perhatian buaya di sisi perahunya sebelum berusaha mengikat mulut seekor buaya.
Dia juga kerap mengangkat buaya masuk ke dalam perahunya atau hanya mendorong hewan itu hingga ke muara, tergantung ukuran buaya yang ditangkapnya.