TRIBUNNEWS.COM - Militer China akan melaksanakan pelatihan meskipun ada provokasi dan tekanan dari pihak asing, kata surat kabar Partai Komunis, Minggu (22/1/2017).
Juga dikatakan bahwa pelatihan dengan kapal induk satu-satunya milik mereka itu akan menjadi kerutinan.
China menimbulkan keresahan pada beberapa negara sekitarnya pada Desember 2016 saat Liaoning, kapal induk negara itu, bersama sejumlah kapal perang lain berlayar di sekitar Taiwan dan memasuki Samudera Pasifik.
Beijing menyebut hal itu sebagai pelatihan rutin, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Pada Desember 2016, Taiwan mengerahkan pesawat jet tempur dan kapal angkatan laut saat Liaoning melewati perairan, yang memisahkan kedua wilayah itu.
China mendapatkan peringatan dari orang yang ditunjuk sebagai menteri luar negeri kabinet Presiden AS, Donald Trump, Rex Tillerson, bahwa China sebaiknya tidak diberi akses terhadap pulau yang mereka bangun di wilayah sengketa Laut China Selatan.
Surat kabar People’s Daily mengabarkan bahwa komentar peringatan semacam itu tidak akan dapat menyurutkan niat China untuk melakukan latihan militer.
"Provokasi, tekanan, keinginan dan pembesar-besaran yang demikian tidak akan mencegah dilakukannya latihan rutin kemiliteran China," kata surat kabar itu.
"Campur tangan dan halangan dari negara lain di luar wilayah hanya akan merusak kepentingan bersama yang disepakati secara konsensus di wilayah ini dan di dunia," tambahnya.
"Demikian, latihan kelautan militer China akan menjadi kegiatan rutin," katanya.
China telah menginvestasikan miliaran dolar dalam program modernisasi militer mereka, terutama untuk angkatan laut mereka.
Angkatan laut China semakin sering melakukan latihan di perairan yang jauh dari wilayah mereka seolah ingin memperkuat kemampuan operasionalnya, dan mereka bergabung dengan patroli anti pembajakan di lepas pantai Somalia.
Pada 2015, lima kapal China melaksanakan pelatihan di perairan internasional di Laut Bering di lepas pantai negara bagian AS, Alaska.
China mengatakan mereka memerlukan pengembangan kemampuan angkatan laut mereka untuk melindungi jalur perdagangan yang diandalkan oleh perekonomian negara itu untuk mempertahankan kewajiban global dan warga negara mereka.
Dua tahun silam, kapal pengawal China mengungsikan warga asing dari Yaman, pertama kali militer China membantu negara lain mengungsikan warganya di tengah krisis internasional.