Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang artis terkenal Jepang, Ayako Imoto (31) mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia di Nippon TV, Jumat (10/2/2017) karena menjadi terkenal gara-gara bermain dengan Komodo Dragon di Pulau Komodo tahun 2013.
"Terima kasih," kata artis kelahiran Kishimoto, Perfektur Tottori, ini dalam bahasa Indonesia.
"Saya terkenal karena peran saya bersama adegan Komodo Dragon tersebut," kata dia.
Tahun 2013 Imoto yang saat ini telah mengarungi 100 negara di dunia termasuk Indonesia, menuju Pulau Komodo Indonesia untuk syuting adegan bersama komodo.
Imoto berusaha mendekati Komodo dan menirukan geraknya. Lalu Imoto juga mengikatkan umpan daging pakai tali sepanjang kira-kira 3 meter di belakangnya agar umpan dimakan komodo tersebut.
Begitu komodo mendekati umpan Imoto berlari dan otomatis dikejar Komodo.
Di ujung lokasi Imoto bahkan sampai terjatuh tetapi komodo berhasil dihalangi oleh dua penjaga taman nasional Indonesia ke arah lain.
Adegan menegangkan itu membuat warga Jepang terpesona akan keberanian Imoto.
Baca: Bachtiar Nasir: Uang di Saya Cuma Rp 3 Miliar, Belum Terpakai Semua
Sejak saat itulah rating popularitasnya meningkat.
Imoto lulus kelas ketiga dari sekolah Watanabe Comedy yang dijalankan oleh Watanabe Entertainment.
Selama 3 tahun, dia mulai bekerja di dunia hiburan sebagai bagian dari duo komedi Tokyo Horumon Musume dengan sesama entertainer Barbie (nama julukan komedian tersebut).
Dia mulai tampil di berbagai program televisi, Sekai no hate made itteQ, Sampai ke Ujung Dunia Ayo Kita Pergi. Imoto terkenal sebagai Pemburu Binatang Langka.
Mulai tahun 2007 terutama sebagai reporter bepergian ke tempat eksotik dan menghadapi satwa liar.
Untuk penampilan televisi, dia biasanya mengenakan seragam pelaut sekolah dengan alis dicat tebal.
Ketika Imoto mencapai puncak Gunung Kilimanjaro pada bulan Juni 2009 sebagai bagian dari acara Sekai no hate made ItteQ, dia lalu menghendaki naik Gunung Everest.
Setelah turun gunung Manaslu di Nepal pada Oktober 2013, dia memutuskan untuk mendaki Everest bersama Ishizaki, direktur program TV yang juga mencapai puncak Manaslu.
Keinginan kuatnya bahkan kalau perlu Imoto mendaki sendiri.
Beberapa profesional pendaki gunung menentang proyek tersebut karena akan membuat orang berpikir itu mudah untuk mendaki, meskipun dia akan mempekerjakan banyak profesional sebagai pembantu.
Imoto berlatih keras untuk mendaki Gunung Everest, tetapi ketika ia mencapai base camp Gunung Everest, tiga belas Sherpa dipekerjakan dari Nepal meninggal karena longsoran besar pada tanggal 18 April 2014.
Akhirnya pendakian dibatalkan.
Dalam sebuah jajak pendapat dari penonton, sekitar 44,5 persen menginginkan Imoto mencoba lagi, tapi sekitar 44,1 persen menjawab "Tidak". Nippon TV sedang mempertimbangkan pilihan mereka.