Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembunuhan orang yang tidak disenangi oleh pemerintahan Korea Utara (Korut) menggunakan warga negara Indonesia (WNI) atau orang asing merupakan hal yang sangat langka mungkin pertama kali dilakukan pihak Korut.
"Selama ini yang saya tahu tidak pernah pembunuhan dilakukan oleh warga asing apalagi WNI dan ini pertama kali pihak Korut menggunakan WNI membunuh orang yang tidak disenangi oleh pemerintah Korea Utara. Lepas dari setengah bercanda dengan janji-janji palsu kepada sang pembunuh, tapi ini sangat langka sekali mungkin pertama kali," tekan Pemred Korea Report di Tokyo Jepang, Pyon Chin-il dalam acara di NipponTV sore ini (20/2/2017).
Menurutnya, selama ini pembunuhan dilakukan oleh agen-agen dan mata-mata Korut kepada orang yang tak disenangi di Korut, termasuk paman pemimpin Korut Kim Jong Un yaitu Jang Song Thaek dibunuh tahun 2013 dilakukan oleh agen Korut.
Empat pembunuh utama Korut yang ikut dalam pembunuhan Kim Jong Nam 7 Februari lalu di Malaysia telah diungkapkan TV Jepang baik foto dan namanya masing-masing.
Pembunuh tersebut yaitu Hon Sonhak yang masuk Malaysia 31 Januari, lalu Lee Chenam yang masuk Malaysia 1 Februari, Lee Jeehyon yang masuk Malaysua 4 Februari dan O Jongil yang masuk Malaysia 7 Februari dan langsung memerintahkan melakukan aksi pembunuhan di bandara Kuala Lumpur.
Analisa kemungkinan pembunuhan Kim Jong Nam juga melihat ke soal warisan atau uang.
Kim Jong Nam diperkirakan memiliki warisan uang pamannya, Jang Song Thaek.
Lalu diminta Kim Jong Un tetapi tak diberikan. Uang Kim Jong Nam sendiri sedikitnya 5000-an dolar AS sempat ketahuan disimpan di Macau dan ketahuan juga memiliki skeitar 50-an akun bank di berbagai tempat.
Uang tersebut kemudian diputar dalam bentuk Money Laundering, pencucian uang di berbagai tempat termasuk judi, dan berkembang banyak.
Sebagian uang digunakan untuk semacam NGO yang dibentuknya bersama adik ayahnya Kim Pyong Ill yang kini jadi Dubes Korea Utara di Cekoslovakia.
NGO atau lembaga swadaya masyarakat itu bernama Free NK (North Korea) tempat kumpulan orang yang mengungsi atau mencari suaka ke luar Korut.
Kim Pyong Il adalah adik almarhum Kim Jong Il tersebut sebagai Ketua Free NK dan Kim Jong Nam sebagai Wakil Ketuanya.
"Benar-benar keterlaluan tak punya hati lagi Kim Jong Un membunuh kakaknya. Sedangkan ayahnya sendiri almarhum Kim Jong Il yang memusuhi adiknya, Kim Pyong Il tidak sampai membunuhnya," tambah Pyon Chin-il lagi.