Patung menggambarkan Soekarno sedang mengangkat tangannya seperti kebiasaannya saat menyapa rakyat.
Lokasinya strategis, menghadap ke arah gedung Kantor Bupati Maluku Tenggara Barat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Maluku Tenggara Barat, dan bisa dilihat dari pesisir pantai karena lokasi patung di perbukitan.
Pembangunannya dimulai oleh Hidayat Galeri di Yogyakarta pada November 2013, monumen tuntas dibangun akhir tahun lalu.
Dibutuhkan biaya total sekitar Rp 2,2 miliar untuk membangun patung berikut pelataran di sekitar monumen.
Kini Tanimbar berusaha bangkit dengan potensi alam dan budayanya.
Kain Tanimbar yang sudah bermekaran di hati warga Jepang tampaknya bisa menjadi ujung tombak untuk lebih mempromosikan lebih jauh lagi kepulauan ini ke masyarakat Jepang di masa depan.
"Kita akan bantu sekuat tenaga promosikan Tanimbar dan juga daerah lain ke Jepang ini nantinya," kata Reza V Maspaitella, Ketua Kadin Kompartemen Investasi Dalam Negeri yang juga berasal dari Maluku.