Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM - Militan ISIS yang ditangkap di Kuwait dan Filipina diduga berencana membom pasukan militer Amerika Serikat di Kuwait.
Demikian dilaporkan Kantor berita al-Rai pada Senin (10/4/2017).
Para tersangka juga merencanakan serangan bunuh diri di Hussainiya, gedung pertemuan Shi'ite Muslim, kata al-Rai yang dekat Kantor Dinas keamanan.
Pasukan keamanan Filipina menangkap warga negara Kuwait dan Suriah atas dugaan terlibat ISIS pada 25 Maret lalu, tiga bulan setelah mereka tiba di Manila.
Al-Rai mengatakan pasukan keamanan Kuwait juga menanangkap guru kimia asal Suriah yang dicurigai terlibat dengan jaringan tersebut.
Seorang juru bicara Kedutaan besar AS di Kuwait meminta pemerintah Kuwait menjelaskan mengenai hal itu. Pejabat-pejabat keamanan Kuwait tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Kuwait, menjadi pusat beberapa pangkalan militer AS, menderita serangan militan ISIS yang paling mematikan di dekade ini.
Masjid Imam Al-Sadeq yang dipenuhi jemaah Muslim Syiah di kota Kuwait menjadi sasaran bom bunuh diri saat jemaah menunaikan salat Jumat, (26/6/2015).
Akibat serangan tersebut sebanyak 27 tewas, sementara 227 jemaah lainnya terluka.
Menurut informasi dari seorang anggota parlemen, Khalil al-Salih, jemaah bersujud saat bomber bunuh diri berjalan masuk ke Masjid Imam al-Sadeq.
Kemudian dia mengaktifkan alat peledak dan menghancurkan dinding serta atap. Dilihat dari jasad pelaku pengeboman, dia masih berusia sekitar 20 tahunan. REUTERS