TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC -- Eric Trump, anak ketiga Presiden Donald Trump, sangat yakin bahwa kakaknya, Ivanka menggunakan pengaruhnya untuk mendorong sang ayah menyetujui serangan rudal ke Suriah.
Presiden Trump memerintahkan serangan terhadap sebuah pangkalan udara Suriah pada Kamis malam pekan lalu untuk merespon serangan senjata kimia yang diduga didalangi pasukan rezim Bashar al-Assad.
"Ivanka adalah ibu tiga anak dan dia memiliki pengaruh. Saya yakin dia mengatakan (kepada ayah): dengar, ini tragedi yang mengerikan," kata Eric kepada harian The Telegraph.
"Dua tahun lalu, ayah saya sangat anti apapun terkait Suriah. Lalu ada pemimpin yang meracuni rakyatnya sendiri termasuk anak-anak dan perempuan," tambah Eric.
Amerika Serikat, lanjut Eric, secara global dianggap sebagai pemimpin dan negara adi daya.
"Sehingga Amerika harus maju dan beraksi. Tindakan ini dilakukan dengan dukungan penuh sekutu kami dan ini hal yang benar," tambah Eric.
Meski Eric menekankan dia tak termasuk di dalam lingkaran pemerintahan Gedung Putih, dia menyebut ayahnya sangat terganggu dengan sederet foto anak-anak yang mati akibat serangan senjata kimia itu.
"Tak ada orang bermartabat di dunia yang tak tersentak dengan apa yang terjadi di Suriah," lanjut Eric.
Bulan lalu, Ivanka Trump resmi mendapatkan jabatan di Gedung Putih, meski tak menerima gaji Ivanka menduduki jabatan penting yaitu asisten presiden.
Selama tiga bulan ayahnya berkuasa, peran Ivanka sangat terlihat terutama dalam berbagai kebijakan yang terkait perempuan dan tenaga kerja.
Ivanka juga hadir dalam beberapa pertemuan penting Presiden Trump dengan beberapa tamu negara seperti PM Shinzo Abe, PM Kanada Justin Trudeau, dan Kanselir Jerman Angela Merkel.