TRIBUNNEWS.COM - Modernisasi militer Rusia mulai menyentuh kebutuhan-kebutuhan spesifik, menandai bangkitnya kemampuan tempurnya di segala bidang.
Rute dan wilayah Kutub sendiri di masa mendatang diperkirakan akan diperebutkan karena potensi kandungan gas, minyak, dan mineralnya serta menjadi jalur terpendek apabila pecah perang antara Barat melawan Timur.
Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Rusia secara spesifik telah memesan kapal perang kelas korvet yang mampu digunakan untuk bertempur di wilayah yang dipenuhi dengan es.
Dikenal dengan Project 23550 Ice Class, AL Rusia memesan dua unit kapal korvet patroli yang memiliki tonase 6.800 ton dan panjang 124 meter.
Walaupun tonasenya hampir setara fregat, tetapi bobot tersebut dipusatkan pada desain haluan dan lambung yang diperkuat untuk menabrak dan memecahkan kepingan es yang tebal, mencapai 2,5 meter.
Dengan kemampuan ini, Project 23550 dapat membuat terobosan di wilayah perairan yang didominasi oleh es pada saat kapal perang lain tidak bisa beroperasi.
Kemampuan sekundernya, kapal ini dapat difungsikan sebagai kapal tunda (tug boat) untuk menarik kapal lain yang terjebak.
Rusia sendiri memang berinvestasi besar pada kapal-kapalĀ pemecah esnya. Saat ini Rusia memiliki kapal pemecah es mencapai sekira 40-an unit.
Sistem senjata pada kapal Project 23550 juga dibangun lengkap, dengan meriam kaliber besar sebagai senjata utama. Yang belum terkonfirmasi adalah soal penggunaan meriam 100 mm A-190-01 atau meriam 57 mm buatan Buresvetnik.
Meriam tersebut merupakan senjata meriam standar di kapal perang korvet AL Rusia yang mampu melalap sasaran pada jarak 20-30 km.
Untuk misi antikapal atau antipermukaan, Project 23550 juga dirancang untuk membawa sistem rudal anti kapal Klub-K/ Kalibr-NK (SS-N-27 Sizzler) dalam dua kontainer penyimpanan modular.
Rudal ini sudah teruji dalam medan pertempuran pada saat ditembakkan ke Suriah.
Sementara kemampuan antikapal selam dan operasi SAR disediakan oleh Ka-27 Hormone yang dapat disimpan di dalam hangarnya. Ka-27 juga akan digunakan untuk menyediakan data sasaran yang terupdate, mengingat pergerakan kapal di medan perairan yang membeku akan cukup terbatas.
Project 23550 dibuat di galangan kapal Admiralty di St. Petersburg. Pemotongan baja untuk lunas pertama (firstĀ steel cutting) dilakukan pada tanggal 20 April 2017 lalu. Kapal pertama diharapkan dapat masuk dinas aktif pada 2020.
Project 23550 muncul sendirian karena Rusia akan melanjutkannya dengan Project 21900 yang lebih besar, dan bahkan Project 2220 yang ditenagai oleh reaktor nuklir.
Jajaran kapal-kapal perang dengan spesialisasi khusus ini tidak memiliki tandingan dari Amerika Serikat yang saat ini juga kesulitan memenuhi target 350 kapal perangnya.