News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nyaris Ditembak, Wartawan Jepang Ini Ternyata Menyukai Indonesia

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kenji Takayama, wartawan Asahi kelahiran Tokorozawa perfektur Saitama, 18 Agustus 1961

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang wartawan koran Asahi yang sekaligus fotografer, nyaris ditembak tanggal 3 Mei 1987 jam 20:13 di kantor Asahi cabang Hanshin kota Nishinomiya Kobe, ternyata menyukai Indonesia dan sempat ke Indonesia 20 tahun lalu.

"Saya ke Indonesia sekitar 20 tahun lalu ke Jawa maupun ke Bali sebentar melihat pantai," papar Kenji Takayama (55) khusus kepada Tribunnews.com kemarin sore (11/5/2017).

Di Indonesia dalam kapasitas pribadi saat itu diakui Takayama untuk memotret berbagai hal yang disukainya terutama soal alam dan tumbuhan.

"Banyak obyek menarik di Indonesia, senang saya untuk memotretnya. Alamnya sangat indah Indonesiia ya."

Takayama sendiri sering memotret pula bidang olahraga baik sepakbola, bisbol, maupun figure skate.

Tiga puluh tahun lalu, penembakan terjadi terhadap tiga wartawan Jepang, Tomohiro Kojiri (saat itu 29 tahun), Kenji Takayama (55) dan Hyoue Inukai (72), yang berakhir dengan meninggalnya Kojiri yang tertembak bagian pinggang kirinya, dan Inukai pun jatuh tersungkur kena tembak.

Takayama sendiri berusaha berlindung di samping sofa dan penembak ke luar ruangan.

Penembak masih terus dicari dan belum diketahui identitasnya.

Demikian pula motif penembakan belum diketahui secara pasti oleh polisi. Diduga kuat dilakukan kelompok kanan ekstrimis yang disebut Sekihotai.

"Penembakan itu kami sebut juga teror terhadap kebebasan wartawan. Mungkin ada pemberitaan kami yang tak disukai kelompok kanan, itu baru dugaan, sehingga terjadi penembakan tersebut," papar takayama lagi.

Meskipun ada penembakan semacam teror, para wartawan Asahi diyakini tak ada yang takut.

"Kita tidak boleh takut dan harus menjunjung tinggi kebebasan pers. Sama sekali tak boleh kalah sama teror dong," tekannya lebih lanjut.

Oleh karena tu setelah penembakan tersebut tentu saja berbagai berita dan tulisan dibuat tetap seperti biasa, tak ada rasa ketakutan terhadap teror di Jepang, lanjutnya.

Dengan meninggalnya Kojiri dan dua jari tangan kiri Inukai juga terpaksa dipotong karena tertembus peluru, tidak seperti kemiliteran ada bintang jasa, di koran Asahi tak ada bintang jasa sebagai pahlawan wartawan.

"Tidak ada itu bintang jasa, tak ada bonus. Kita hanya menjalankan kerja sebagaimana biasanya saja. namun tentu keprihatinan mendalam karena teman kita meninggal ditembak," lanjutnya.

Dalam peringatan 30 tahun kejadian tersebut di Hiroshima, nyekar ke makam Kojiri, Presiden Asahi Shimbun Masataka Watanabe di Kure perfektur Hiroshima 3 Mei lalu berdoa bersama tujuh eksekutif Asahi lainnya.

"Kecenderungan untuk mengucilkan orang lain yang tidak sesuai pikiran kita semakin kuat dalam 30 tahun terakhi ini. saya akan lebih perhatikan masukan dari para reporter atau asistennya, itu janji saya," papar Watanabe seusai nyekar.

Setelah penembakan di kantor Asahi Hanshin Nishinomiya tersebut, tanggal 24 September 1987 asrama staf koran Asahi di Higashiku Nagoya, televisi di kamar asrama tersebut rusak tertembus peluru yang ditembakkan dari luar ke ruang tengah asrama tersebut yang kebetulan kosong tak ada orang.

Penembak juga masih belum diketahui diduga juga dari kelompok Sekihotai.

Kemudian 11 Maret 1988 sebuah bom waktu ditaruh di kantor Asahi cabang Shizuoka, untuk saja tidak meledak dan sempat ditangani polisi khusus anti bom dan teror.

Hari yang sama, surat dengan cap pos 11 Maret 1988 dengan cap pos dari kantorpos di dalam Shizuoka, ditujukan kepada PM Yasuhiro Nakasone di kantornya yang ada di perfektur Gunma berupa surat ancaman, dan juga surat ancaman serupa ke kantor PM Takeshi Takehito di perfektur Shimane.

Semua dilakukan diduga kuat oleh kelompok Sekihotai ekstrimis kanan yang mirip seperti kelompok teroris Jepang, nasionalis yang membabi buta dengan mudah membunuh, menembak dan mengebom bagi yang tidak sepaham.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini