News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok ISIS

Intelijen Sebut Pendiri Militan Maute di Filipina Berasal dari Indonesia, Ini Indentitasnya

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan marinir Filipina berpatroli di jalan-jalan yang sunyi akibat ditinggalkan penduduk di kota Marawi yang diserbu kelompok militan Maute.

TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Ada keterkaitan sekelompok orang Indonesia dengan aksi penyerbuan kelompok Maute di Filipina.

Hal itu disampaikan oleh seorang petugas badan intelijen di Manila, Filipina, Minggu (28/5/2017).

Menurut petugas yang tak ingin identitasnya disebutkan itu, ada hubungan dekat antara militan Maute dengan militan Indonesia.

Semua berawal dari pendiri kelompok tersebut, Omar Maute.

"Satu dari pendiri kelompok Maute, Omarkhayam, menikah dengan seorang perempuan dari Indonesia, yang ia temui saat belajar di Mesir," katanya.

Baca: Bendera ISIS Dikibarkan di Penjuru Filipina, 103 Orang Tewas

Menurut informasi yang didapat, perempuan tersebut merupakan putri dari seorang ulama.

Disebutkan pula bahwa kakak beradik pendiri kelompok Maute, Omarkhayam dan Abdullah Maute, pernah memiliki hubungan dengan dua militan berbahaya dari Indonesia dan Malaysia.

Keduanya adalah Ustadz Sanusi dari Indonesia dan Zulkifli bin Hir (Marwan) dari Malaysia, yang masing-masing tewas oleh pasukan keamanan Filipina pada 2012 dan 2015 lalu.

Sebelumnya, Jumat (26/5/2017), Komandan Brigade ke-103 Tentara Filipina Brigjen Nixon Fortes mengatakan jenazah seorang petinggi Maute ditemukan.

Baca: 11 WNI di Marawi Tidak Terkait ISIS, Mereka ke Filipina Menjalankan Khuruj

Jenazah tersebut diidentifikasi bernama Imam Avelino Dimacaling Bantayaw, yang diduga bertugas melatih militan Maute di Filipina.

Bersama jenazah Imam Avelino, ditemukan pula dua jenazah yang diduga merupakan pelatih militan dari ISIS yang datang ke Filipina.

"Banyak sumber menyebutkan bahwa (Imam Avelino) adalah dari Indonesia, bahkan rekan kami dari Front Pembebasan Rakyat Moro (MILF) mengatakan bahwa ia dari Indonesia," jelas Nixon Fortes.

Sebanyak 103 orang dikabarkan tewas akibat aksi penyerbuan kelompok Maute di Filipina, yang tingkat keparahannya ditandai pengibaran bendera ISIS di Marawi, Filipina.

Maute diketahui sebagai kelompok yang didukung oleh ISIS, yang dianggap radikal karena didirikan oleh tokoh-tokoh MILF.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di seluruh daerah selatan Mindanao itu, yang menjadi rumah bagi 200 ribu orang.

Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella mengatakan darurat militer akan berlaku kurang lebih hingga 60 hari, namun Duterte mengatakan bisa saja diberlakukan hingga setahun ke depan.

Ratusan ribu warga di Marawi yang terancam nyawanya diminta oleh pemerintah setempat untuk berlindung di rumah masing-masing. (ABS-CBN/Today Online/Aol). 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini