News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teroris di Marawi

Pemerintah dan Kepolisian Filipina Tuding Gembong Narkoba Biayai Kelompok Maute

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ronald Bato dela Rosa

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Kelompok teroris Maute memiliki hubungan dan melindungi gembong narkoba sejak tahun lalu.

Demikian Direktur Jenderal Kepolisian Nasional Filipina, Ronald "Bato" dela Rosa mengkonfirmasi pada Senin (29/5/2017) seperti dikutip dari media Filipina, Inquirer, Selasa (30/5/2017).

"Bahkan sebelum 1 Juli, ketika saya mengumumkan agar bandar narkoba harus menyerah, kami menerima informasi bahwa sebagian besar gembong obat terlarang di sini di Metro Manila, Luzon dan Visayas pergi ke Marawi untuk mengadakan 'pertemuan puncak narkoba'," kata Dela Rosa.

"Mereka dilindungi oleh Kelompok Maute dan narcopoliticians," kata kepala polisi selama konferensi pers di markas Kepolisian Filipinad i kamp Crame, Kota Quezon.

Pernyataan Dela Rosa ini makin memperkuat klaim Presiden Filipina Rodrigo Duterte, bahwa kelompok militan Maute yang menyerbu kota Marawi dibiayai para gembong narkoba.

"Uang obat-obatan ilegal digunakan untuk memberikan dukungan finansial dan logistik ke kelompok Maute," katanya.

Dela Rosa mengatakan para gembong narkoba itu ada "bersama" perlindungan dan dukungan kelompok Maute dan narcopoliticians.

Tapi Dela Rosa tidak bisa mengkonfirmasi klaim Duterte bahwa pengepungan itu sebagai serangan balasan pemerintah pada laboratorium obat yang dimiliki oleh ayah dari pemimpin kelompok Maute, yakni Omar dan Abdullah Maute.

"Kami akan memeriksa," ujar Dela Rosa.

Dela Rosa menyangkal pernyataan Duterte bahwa saudara-saudara Maute yang mantan polisi di Manila berurusan dalam kasus narkoba.

"Mereka tidak polisi. Mereka hanya berpura-pura (jadi polisi-red) untuk melindungi narkoba. Itu mungkin alasan mengapa Presiden mengatakan demikian,"kata Dela Rosa di Filipina.

Dela Rosa mengatakan dia tidak bisa memberikan rincian tentang masalah-masalah operasional.

"Saya hanya mengimbau polisi di semua wilayah di Filipina untuk mempersiapkan pasukan keamanan publik untuk memperkuat Marawi ketika diperlukan."

Di tempat berbeda sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menuding pembiayaan dari para gembong narkoba mengalir ke kelompok militan Maute yang menyerbu kota Marawi.

Lebih jauh Duterte mengatakan, para pengedar narkoba yang terdesak oleh operasi pemerintah kemudian bergabung dengan Maute untuk mendapat perlindungan.

"Setelah mereka terdesak oleh perang anti-narkoba pemerintah, mereka kemudian menyebut diri mereka berjihad agar mendapat perlindungan dari kelompok itu," ujar dia.

Dia melanjutkan, perdangan narkoba menjadi akar konflik ini. Sebab, lanjut Duterte, Marawi dikenal sebagai pusat peredaran sabu-sabu dan obat-obatan terlarang lain di Mindanao.

Duterte bahkan mengatakan, kakak beradik Maute yang menjadi pentolan kelompok itu memiliki laboratorium pengolahan sabu di Marawi setelah mempelajari bisnis itu di Manila.

Penggerebekan yang dilakukan aparat keamanan di halaman belakang kediaman ayah kakak beradik Maute itu, lanjut Duterte, luput dari sorotan media.

"Para pengikut Maute yang juga bekerja untuk beberapa politisi, diiming-imingi uang dan senjata api," kata Duterte.

Duterte menegaskan, kakak beradik Maute sebenarnya adalah para pengedar narkoba yang berpura-pura bersekutu dengan ISIS hanya karena keberadaan pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. (Inquirer/The Philstar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini