Mereka pun diperkuat oleh sejumlah teroris asing dari Chechnya, Arab Saudi, dan Yaman, juga Indonesia.
Milisi juga memiliki gudang militer yang sangat besar, termasuk granat berpeluncur roket, senapan serbu bertenaga tinggi, dengan amunisi yang tak ada habisnya.
Pihak berwenang mengatakan, dua saudara laki-laki dari Marawi bermarga Maute adalah pemimpin kunci dalam pertempuran tersebut.
Sekitar 10 persen wilayah Marawi yang dikuasai militan memiliki banyak terowongan dan ruang bawah tanah yang dapat menahan bom seberat 227 kilogram.
Hal itu diungkapkan Jurubicara militer Letnan Kolonel Jo-ar Herrera.
"Bahkan masjid-masjid di sini memiliki terowongan," kata dia.
Herrera mengatakan, para teroris menggunakannya untuk menghindari pengeboman dan juga untuk menyimpan senjata bertenaga tinggi.
"Ini semua adalah bagian dari dinamika medan perang yang membuatnya semakin sulit bagi kami."
Artikel ini sudah dipublikasikan di KOMPAS.com dengan judul: Sayap ISIS di Filipina Rencanakan Serangan Besar