TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Malaysia menargetkan penangkapan pelaku penembak pesawat Malaysia Airlines MH17 dilakukan akhir tahun ini.
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan tim penyelidik gabungan (JIT) MH17 telah menginterogasi 200 individu dan banyak informasi terkait dugaan pelaku penembakan.
Liow berharap dalang di balik jatuhnya pesawat penerbangan rute Amsterdam - Kuala Lumpur itu segera ditemukan dan diadili atas perbuatannya.
Hal itu disampaikan Liow usai menghadiri upacara peringatan insiden hilangnya MH17 di Putrajaya, Malaysia, Kamis (13/7/2017).
"Lebih dari 200 orang telah kami interogasi dan jutaan pesan, rekaman panggilan telepon, dan lainnya telah kami analisa," kata Liow.
Liow juga mendesak agar orang-orang di balik penembakan rudal buk yang menyasar pesawat tersebut segera menyerahkan diri.
Meski demikian, Liow optimis tim penyelidik dapat segera mengidentifikasi pelaku.
"Kami yakin dengan data-data ini, kami akan segera dapat menghukum para pelaku, paling tidak akhir tahun ini atau awal tahun depan," katanya.
Upacara peringatan itu dihadiri oleh 90 anggota keluarga dari 43 warga Malaysia yang tewas dalam insiden yang terjadi pada 17 Juli 2014 itu.
Dalam kesempatan tersebut, Liow juga menemui para anggota keluarga korban untuk memberitahu bahwa penyelidikan masih terus berproses.
Liow memastikan bahwa pihaknya akan menegakkan keadilan bagi keluarga korban insiden tragis tersebut.
Sebelumnya, negara-negara yang tergabung dalam JIT, yakni Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina, telah setuju untuk mengadili para pelaku penembakan pesawat di Belanda.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Belanda Bery Koenders, Rabu (5/7/2017).
"Insiden MH17 ini membuktikan bagaimana sebuah tragedi dapat memicu kerja sama internasional dan tekad untuk menegakkan keadilan," ucap Bery.
Sebanyak 298 orang yang berada dalam pesawat rute Amsterdam - Kuala Lumpur itu tewas setelah pesawat tersebut jatuh pada Juli tiga tahun lalu.
JIT telah memastikan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal buk buatan Rusia, yang ditembakkan dari sebuah daerah di bawah teritori separatis Rusia.
Belanda terlibat dalam penyelidikan kasus ini mengingat sebagian besar dari ratusan penumpang pesawat Boeing 777 itu merupakan warga Belanda. (Star Online)