TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Kamis 17 Agustus 2017, sekitar pukul 11.00 waktu Rusia, Stapala berhasil mencapai puncak tertinggi di benua Eropa, Mount Elbrus (5642 mdpl).
Pencapaian ini merupakan puncak ke-3 Stapala dalam rangka Seven Summits dunia. Sebelumnya Stapala telah berhasil mencapai puncak Mt. Kilimanjaro (Tanzania, 1991) dan Mt. Carstensz Pyramid (Indonesia, 2016).
Stapala merupakan kelompok pencinta alam yang berada di Kampus PKN STAN, yang merupakan sekolah ikatan dinas dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
“Sukses pendakian ini sangat berarti bagi. Selain dalam rangka mewujudkan program Seven Summits dunia dari Stapala, keberhasilan ini juga merupakan kado ulang tahun dari Stapala untuk Hari Ulang tahun Republik Indonesia ke-72,” kata Media Relations Stapala, Indra.
Proses persiapan pendakian ke Elbrus sudah dimulai sejak Januari 2017. Persiapan berupa latihan, perizinan dan dana. Stapala mengirimkan oleh dua pendaki pria dan wanita yaitu Erny Murniasih dan Patuan Handaka Pulungan.
Tim Stapala bergabung bersama tim gabungan pendaki Indonesia yang berjumlah 12 orang terdiri dari para pendaki dari Trupala, Mapala UI, dan Pelangi.
Rombongan tiba di Rusia pada 10 Agustus 2017. Proses penyesuaian tubuh dengan ketinggian (aklimatisasi) dilakukan selama 5 (lima) hari berupa pendakian ke kawasan pegunungan Cheget (hingga 3300 mdpl), dan Gunung Elbrus (hingga 4700 mdpl). Puncak Mt.Elbrus Ada dua, yaitu puncak Elbrus Timur (5642 mdpl) dan Elbrus Barat (5621 mdpl). Target tim adalah menggapai Puncak Mt. Elbrus Timur.
Pada waktu proses aklimatisasi, cuaca buruk seperti hujan salju sering membuat cemas rombongan. Cuaca di sini memang susah diprediksi. Langit yang cerah di pagi hari tiba-tiba bisa berubah menjadi gelap dan badai di siang harinya.
Selain penyesuian, selama proses aklimatisasi, seluruh pendaki berlatih menggunakan perlengkapan pendakian seperti double boot, crampon, dan ice axe. Berat crampon dan double boot mencapai 5 kilogram sehingga sering mempersulit proses pendakian.
Tanggal 17 Agustus 2017, Pk. 01.00 (waktu setempat), tim melakukan summit attack (mendaki puncak) Mount Elbrus. Cuaca cukup cerah mengiringi pendakian ke puncak. Jalur pendakian menuju puncak Elbrus dipilih melalui jalur selatan, dari Baksan Valley, dan berlanjut melalui Garabashi menuju Puncak Elbrus.
Medan bersalju yang sangat berat membuat pendakian berjalan lambat. Sebagian anggota tim belum terbiasa menggunakan crampon (sepatu khusus di jalur pendakian salju). Setelah berjalan selama 7 jam terus menerus, sebagian tim tidak dapat meneruskan pendakian karena kelelahan. Tinggal 5 pendaki yang meneruskan pendakian ke Puncak Mt.Elbrus.
“Dengan semangat tinggi dan motivasi besar untuk bisa memberi kado pada ulang kemerdekaan Indonesia, rombongan akhirnya dapat mencapai puncak,” ucap Indra.
Cuaca berubah sangat cepat. Perjalanan turun tim pun dihadang badai hujan salju. Dengan jarak pandang tidak sampai 5 meter memaksa para pendaki harus berjalan dengan sangat perlahan di tengah kondisi fisik seluruh anggota tim sudah sangat menurun.
“Alhamdulillah, pada pukul 17.00 waktu Rusia setempat, seluruh anggota tim berhasil mencapai basecamp pendakian di Barrels Hut dengan selamat. Kami harapkan, rombongan akan tiba di tanah air pada 25 Agustus 2017 mendatang,” kata Indra.