TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Singapura baru saja memiliki presiden baru, yakni Halimah Yacob.
Terpilihnya Halimah Yacob juga jadi sejarah baru di Singapura karena ia jadi perempuan pertama dari etnis Melayu yang bisa menduduki jabatan tersebut.
Ratusan pendukung Halimah Yacob, presiden terpilih Singapura berkumpul saat Halimah Yacob mendaftarkan dokumen keikutsertaan dalam pemilu Singapura.
Halimah Yacob langsung terpilih tanpa proses pemungutan suara karena dinyatakan sebagai satu-satunya kandidat yang memenuhi syarat.
Halimah Yacob menggantikan posisi Presiden Tony Tan Keng Yam dan akan menjalankan masa jabatannya untuk 6 tahun ke depan.
Baca: Perayaan 50 Tahun Kerja Sama Indonesia-Singapura, 20 Pesawat F-16 Ini Membentuk Formasi Angka 50
Terpilihnya Halimah Yacob tak lepas dari keputusan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Pada pertengahan tahun lalu, Lee Hsien Loong menggagas sebuah perubahan konstitusi.
Dalam 30 tahun terakhir, Presiden Singapura selalu berasal dari etnis China dan dua periode berasal dari etnis India.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong pun mengusulkan amandemen konstitusi yang memungkinkan etnis minoritas menjadi Presiden Singapura.
Dan setelah melalui perdebatan alot di parlemen, pada awal November 2016 konstitusi Singapura diubah dan menetapkan bahwa kursi Presiden Singapura selama 6 tahun ke depan untuk orang keturunan Melayu.
Baca: Hadiri Peringatan 50 Tahun Kerja Sama Indonesia-Singapura, Presiden Jokowi ke Singapura
Karir politik Halimah Yacob yang merupakan mantan Ketua Parlemen Singapura ini dimulai pada 2001.
Masa kecilnya tak mudah, setelah ayahnya meninggal dan ia harus membantu ibunya berjualan nasi Padang, hingga akhirnya ia berhasil masuk National University of Singapore (NUS) Fakultas Hukum.
Pascaterpilih, Halimah Yacob menyatakan, akan tetap tinggal di rumah susun yang ia tinggali selama ini.
Selengkapnya, simak tayangan video di atas. (*)
>