TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Polisi di Malaysia, Sabtu (16/9/2017) mengatakan mereka telah menangkap tujuh anak yang dicurigai telah memicu kebakaran di sebuah pondok pesantren yang menewaskan 23 orang karena para siswa di sekolah itu telah mengejek mereka.
Berbicara dalam sebuah jumpa pers yang ditayangkan melalui televisi di Kuala Lumpur, Kepala Kepolisian Amar Singh mengatakan anak-anak itu, yang semuanya laki-laki berusia antara 11 sampai 18 tahun, Jumat malam ditangkap setelah penyidik memperoleh rekaman CCTV dari gedung tetangga.
Kebakaran di gedung sekolah "tahfiz" bertingkat tiga, di mana para santri pria belajar menghafal Al-Quran itu memblokir satu-satunya jalan keluar ke asrama, sehingga menjebak para murid di balik jendela berkisi besi.
Baca: Mengerikan, Pesantren Terbakar 24 Santri Hangus
Dua orang dewasa dan 21 siswa remaja tewas dalam kebakaran itu.
Singh mengatakan enam dari tujuh anak yang ditangkap telah dinyatakan positif menggunakan narkoba.
Dua dari anak-anak itu pernah ditahan sebelumnya, seorang di antaranya dikenai tuduhan pencurian kendaraan, dan lainnya dituduh terlibat kerusuhan, kata Singh.
Singh tidak memberikan rincian tentang bagaimana para tersangka itu diejek oleh siswa-siswa yang tinggal di asrama.
Seperti diketahui, kebakaran yang terjadi di Datuk Keramat pada Kamis (15/9/2016), tersebut menewaskan sedikitnya 23 siswa dan 2 penjaga asrama.
Deputi Direktur Pemadam Kebakaran Kuala Lumpur Abu Obaidat Mohamad Saithalimat mengatakan ternyata rumah tahfiz tersebut tidak memiliki pintu keluar darurat.
Seperti dilansir dari nst.com.my, dia juga mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah sekolah tersebut telah mendapatkan izin untuk beroperasi.
Sementara itu, Abu Obaidat mengatakan api diyakini berkobar dari pintu utama sekolah, dan semua korban luka hangus ditemukan di tempat lain di gedung tersebut.
"Semua mayat ditemukan di dekat kiri dan kanan di lantai dua. Tapi tragisnya, semua jendela memiliki teralis. Mereka sulit ke luar," kata Abu Obaidat.
Dia menambahkan bahwa sebagian besar mayat ditumpuk di atas satu sama lain.
Jumlah korban tewas masih dihitung, yang terang Departemen menduga bahwa hubungan singkat arus listrik yang memicu kebakaran.
Semua mayat dikirim ke Rumah Sakit Kuala Lumpur.