TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kemanusiaan Nahdlatul Ulama (NU) tahap 1 telah diberangkatkan ke Bangladesh untuk menyalurkan bantuan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Pada tahap ini, fokus kerja tim yang akan bekerja selama 12 hari lebih pada penyediaan makanan pada para pengungsi Rohingya.
Menurut koordinator Tim Kemanusiaan NU, M. Wahib, bersama Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) dan mitra lokal di Bangladesh, menjelaskan, selain mendistribusikan bantuan, mereka juga akan melakukan assessment atau kajian mendalam untuk acuan dalam penyusunan program bantuan kemanusiaan jangka panjang kepada para pengungsi masyarakat Rohingya di Bangladesh.
"Selanjutnya, NU akan kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan dan juga tim untuk melanjutkan misi kemanusiaan membantu komunitas Rohingya di Bangladesh, setelah tim tahap 1 selesai masa tugasnya," kata Wahid.
Dijelaskan Wahid, selain distribusi makanan, shelter dan hygiene, tim tahap dua juga akan menurunkan tim medis untuk memberikan layanan kesehatan bagi para pengungsi dan memberikan bantuan nutrisi bagi balita di lokasi pengungsian di Bangladesh.
Menyinggung dana bantuan kemanusiaan NU untuk Rohingya, baik yang didistribusikan ke Myanmar ataupun Bangladesh, Wahid mengungkapkan donasi berasal dari warga NU dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yang dihimpun melalui NU Care-LAZISNU, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU).
Sementara itu, selain pendistribusian bantuan Tim Kemanusiaan NU Tahap 1 juga akan membahas empat hal yakni, pertama memperbarui informasi tentang kondisi tempat pengungsi Rohingya di wilayah Coz Bazzar.
"Informasi yang diterima situasi dan kondisi kamp pengungsian begitu memprihatinkan. Sampah, kotoran, dan jumlah pengungsi yang berjubel, tumpah ruah menjadi satu," ujar Wahid.
Kedua, penyepakatan jenis bantuan, yakni makanan untuk ibu dan anak, bantuan umum, serta air dan sanitasi bersih atau Wash (water and sanitation hygiene).
"Ketiga, perencanaan dan mekanisme pendistribusian bantuan agar tepat sasaran," ujar Wahid.
Sedangkan fokus bahasan ke emlat adalah koordinasi dengan pihak terkait. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan izin dan legalitas dalam pemberian dan penyaluran pemberian bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya.