News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Duterte Kini Ingin Lebih 'Ramah' Kepada Amerika Demi Dapat Bantuan Untuk Marawi

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trumpdan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Demi mendapat bantuan untuk penyelesaian konflik Marawi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku sedang berusaha lebih "ramah" kepada Amerika Serikat (AS).

Padahal, dulunya Duterte seringkali mengkritik bahkan merendahkan Pemerintah AS, lantaran urusan dalam negeri Filipina kerap dicampuri.

Namun, Duterte mengatakan AS sudah "jauh lebih baik".

Baca: Ingin Jinakkan Donald Trump, Korea Utara Rekrut 4,7 Juta Orang Untuk Gabung Pasukan Militer

"Ada banyak alasan terkait itu, namun sekarang saya ingin lebih ramah pada AS sekarang," tutur Duterte, dalam sebuah pidato, Kamis (28/9/2017).

"Meski sempat ada pengalaman-pengalaman yang tak menyenangkan, menurut saya AS sekarang sudah jauh lebih baik," katanya lagi.

Baca: 22 Orang Tewas Akibat Tragedi Desak-desakan di Stasiun Kereta India

Duterte kemudian menyebutkan bantuan-bantuan yang AS berikan terhadap Filipina selama beberapa tahun terakhir dan bagaimana Filipina sesungguhnya harus berterimakasih.

Baca: Ibu Guru Ini Ditangkap dan Akan Diberi Hukuman Maksimal Karena Berhubungan Intim Dengan Dua Siswa

Ia bahkan menyebut bahwa AS juga terlibat dalam membantu upaya melawan teroris di Kota Marawi.

"Saya bukan ingin mengatakan bahwa AS adalah pahlawan kita, namun AS merupakan sekutu kita dan mereka akan membantu kita," ucap Duterte.

Baca: Ingin Jadi Orang Kuat, Pria Ini Bersetubuh Dengan Keledai

Sebelumnya, pada masa pemerintahan Barack Obama, Duterte kerap mengutarakan pernyataan-pernyataan keras terhadap Pemerintah AS.

Hal itu dipicu kritik Obama terhadap kebijakan Duterte dalam menumpas penjahat narkoba di negaranya, yang sudah menewaskan ribuan orang di Filipina. (Inquirer/AFP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini